HanieAgung
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Selasa, 29 Maret 2022 merupakan hari yang alhamdulilah membuatku dan beberapa teman di komunitas Seplaydate merasa bersyukur bahwa kami mendapatkan tiket gratis untuk bermain selama dua jam di Edokko, Puri Indah Mall.

Awalnya aku masih tidak percaya dapat tiket karena di wag Seplaydate memang diumumkan untuk list data. Pada waktu daftar pertama diurutan 16. Kemudian ditutup setelah ada yang mengetik namanya di nomer 17.

Sehari kemudian ada perubahan peraturan dari Edokko yaitu hanya 8 anak dan 8 pendamping. Kulihat list sudah di nomer 7 ya sudah aku isi saja di nomer delapan. 

Kemudian ada anggota yang memberitahu bahwa daftar sudah ditutup karena lengkap 8 anak. Kujawab belum kan baru nomor tujuh. Admin pun menjelaskan bahwa ada yang membawa dua anak.

Ya sudah artinya belum riski. Aku pun belum cerita ke anakku mengenai Edokko. 

Minggu, 27 Maret 2022 sore hari aku dapat notifikasi ada chating masuk dari admin seplaydate yang memastikan apakah benar aku yang isi list nomer delapan. Kujawab memang benar kumengisi daftar.

Ternyata namaku ikut terdaftar dan syaratnya memang 1 anak 1 pendamping jadi yang isi anak dua harus satu saja. Alhamdulillah riski dari Allah buat kami sekeluarga.

Aku pun di masukkan ke wag khusus Edokko. Banyak informasi dari grup yang terdiri dari beberapa orang dari komunitas Seplaydate.

Begitu aku bilang ke anak dan suami mereka oke dan berangkatlah kami pukul 14:15 menggunakan moda transportasi motor.

Perjalanan lumayan lancar sampai jalan layang TB Simatupang. Abi memilih jalan ke arah Pasar Minggu, Pancoran lalu belok kiri. Setelah pasar Minggu memang jalan agak tersendat karena ada mobil yang akan putar arah atau dari arah berlawanan hendak menyeberang.

Alhamdulillah pukul 15:40 kami sampai di Puri Indah Mall meskipun sempat salah jalan hihi.

Ternyata Edokko ini terletak di lantai dua yang sebelah kiri. Sedangkan letak Playground bernuansa Jepang ini berada di pojok kanan. Ternyata sudah banyak teman-teman yang datang.

Setelah menunaikan salat asar di musolla sebelah Edokko, akupun diminta untuk absensi untuk mendapatkan gelang dan kunci loker.

Setelah dipersilakan masuk kami pun masuk. Nuansa Jepang begitu terasa. Banyak pohon sakura dan warna merah mendominasi Playground ini. Menemukan loker yang dituju kuminta Agha untuk melepas sepatu dan memasukkan tas juga alas kaki ke dalam loker. 

Agha sudah tidak sabar. Di sini uniknya ada baju yang bisa dipinjam selama dalam arena. Baju model kimono maupun kostum ninja. Lucu sekali.

Begitu memasuki arena kumelihat sekeliling sangat keren. Bersih dan nyaman serta mengikuti protokol kesehatan. Ada kereta mini, ada beberapa kedai jualan khas Jepang, ada gunung Fuji yang bisa di daki oleh anak yang tinggi badan diatas 120cm, ada arena yang disukai anak yaitu mandi bola dengan berbagai mainan seperti meriam, bola menari, outbond dan juga prosotan. 

Ada juga sekolah ninja dengan kostum ninja dan bermain melempar senjata ninja yang berbentuk seperti kelopak bunga. Ada juga bola yang digulingkan hihi aku tidak tahu apa namanya. Untuk melatih motorik dan keberanian yaitu panjat tali dan terowongan tali serta jembatan bergerak.

Ada juga arena balap mobil yang anak diminta untuk merakit terlebih dahulu mobilnya, ada melukis, juga arena melatih motorik halus dan kesabaran serta berpikir kritis.

Tampolin, arena bermain untuk adik bayi, kantor polisi lengkap dengan mobil dan penjara, mobil pemadam kebakaran juga tersedia. 

Di sini pun banyak spot foto yang instagramabel. Cantik sekali. Dilengkapi juga dengan restauran dan toilet serta arena permainan ketangkasan.

Lengkap, bersih, nyaman, ramah anak dan para penjaga juga ramah.

O iya ada juga story' telling yang membuat anak-anak suka karena ceritanya bagus dan mendidik.

Selain anak bermain, orang tua pun juga bisa bermain pula haha. Siapa bilang orang tua tidak butuh bermain?

Main apa orang tua itu?

Main tiduran di bola haha . 

Alhamdulillah dua jam sudah bermain tanpa terasa. Anak-anak kebanyakan tidak mau selesai hihi. Jadi ada beberapa yang menangis ketika diajak keluar dari arena.

Setelah semua berkumpul kemudian kami foto bersama di depan Edokko..

Terimakasih Edokko dan Seplaydate yang sudah memberikan kesempatan kami untuk bermain dengan bahagia dengan nuansa Jepang yang kental terasa. (AH)




 Bismillahirrahmanirrahim


Misi Ceria pertama yang akan aku torehkan di sini yaitu : review panggung ceria dan berbagi pengalaman sebagai pengisi acara : "Bermain Meningkatkan Kemampuan Anak" untuk pertama kali


Streamyard, itulah kata pertama yang aku bingungkan di awal kudikenalkan di panggung ceria. Alhamdulillah mba Siti Rohmah sabar dalam membimbing sampai membuatkan video tutorialnya. 


Alhamdulillah juga teman manggung yaitu mba Ratna Lina sebagai operator dan mba Nora sebagai host sangat membantu dan sabar menunggu sampai aku bisa masuk ke streamyard. 

Itulah momen saat gladi resik.


Saat manggung pun tiba, Kamis 27 Mei 2021 pukul 19:15 setelah minta ijin sama suami dan anak lalu aku siapkan diri untuk manggung. Dag Dig dug derrr 😂


Ketika klik link dari mba Ratna Lina, Alhamdulillah langsung masuk ke studionya dan sudah ada mba Nora yang ramah dan banyak senyum jadi aku tidak grogi dan ikut terbawa suasana menjadi santai.


Pukul 19:30 tirai pun di buka... Bismillahirrahmanirrahim , mba Nora pun membuka acara dengan ramah dan renyah sehingga kami santai seperti ngobrol biasa. Padahal belum pernah bertemu sebelumnya tapi seperti sudah kenal lama. Masya Allah, host nya top.


Ceritaku tentang bermain dengan anak mengalir saja karena memang itulah duniaku dalam membersamai Agha.


Grogi sudah terbang entah kemana kalau sudah bercerita tentang bermain dengan anak 😂. 


Awal aku mengenal kegunaan dan manfaat bermain ini sejak kumengenal Gerakan Binar yang foundernya sudah tidak asing bagi warga Ibu Profesional. Yap benar mba Nani Nurhasanah dengan ketuanya mba Setyorini Safitri . Pertama masih belum paham tentang challenge bermain dan mengapa bermain bisa meningkatkan kemampuan anak


Saat bercerita di panggung ceria, aku masih tidak percaya dengan begitu besarnya manfaat bermain ini yang tidak hanya untuk anak-anak tapi orang dewasa pun perlu untuk bermain. Tertawa, bahagia, sehat bersama, tidak berpikir menang dan kalah.


Bermain bersama anak juga saat me time. Karena dengan ikut serta terlibat secara utuh jiwa kita maka hati kita pun ikut bermain. Bisa melepas stres dengan tertawa saat bermain. Masya Allah ❤️


Bermain ini tidak hanya aku dan Agha kadang Abi nya juga ikut serta terlibat. Bahkan jika keponakan datang maka mereka ikutan bermain. Seru sekali.


Mba Nora sangat cerdas mengajukan pertanyaan yang membuatku terpancing untuk bercerita dan melupakan bahwa aku sedang manggung hihi.


Alhamdulillah pukul 20:00 acara selesai. Padahal awalnya grogi banget dan bingung nanti ngobrol atau ceritanya bagaimana ternyata bisa mengalir deras. Masya Allah ❤️


Panggung ceria pertama yang Alhamdulillah berhasil kami laksanakan ❤️ 


Inilah dunia baru bagiku untuk keluar dari zona nyaman yaitu mengambil peran dan bermain di Ibu Profesional. Sebelum memasuki kuliah matrikulasi memang aku dan teman-teman masuk ke hotel bahagia di trancity harmony untuk berlibur dan mempersiapkan diri sebelum memasuki perkuliahan yang selanjutnya. 


Dua kali mengambil peran sebagai narasumber di panggung ceria Transcity harmony membuatku yakin untuk memasuki perkuliahan matrikulasi. Bismillahirrahmanirrahim siap mengarungi lautan / samudra Amarta dengan Kapal selam untuk menikmati keindahan alam dan menggali kekayaan ilmunya.🥰 


Siti Rohmah 

Nurlian 

IBU PROFESIONAL 

institutibuprofesional

#PraMatrikulasi10

Hari Sabtu, 26 Maret 2022 setelah zoom mengenai HAKI, dilanjutkan daring dengan Kelas Ibu Mainstream atau kafetaria KIMS. 

Playdate kali ini merupakan salah satu rangkaian acara kelulusan kims batch 3. Alhamdulillah belum terlambat masuk zoom karena acara wisuda dahulu. 

Kusiapkan bahan yang diperlukan terlebih dahulu yaitu :

❤️ Sosis kecil dibagi dua 

❤️ Telur dikocok

❤️ Roti Tawar 

❤️ Tusuk sate 

❤️ Keju dipotong kotak 

❤️ Tepung bumbu 

❤️ Tepung Roti 

❤️ Minyak Goreng

Sedangkan Alatnya yaitu :

🥇 Rolling 

🥇 Wajan teflon 

🥇 Pisau 

🥇 Telenan 

🥇 Kompor 

Untuk tempat mengerjakan di dapur. 

Awalnya Agha tidak mau mengikuti karena sedang bermain dengan Abi dan juga bahan belum lengkap. Akhirnya dikerjakan Minggu pagi. 

Caranya :

🥰 Siapkan bahan dan alat kemudian ajak anak untuk mengamati, memegang, merasakan dan mencium. Kemudian tanyakan kepada anak apakah tahu akan membuat apa atau apa yang akan dilakukan dengan bahan dan alat yang tersedia.

🥰 Mulai mengerjakan dengan meminta anak mengambil Telenan, pisau, roti tawar. Potong pinggiran roti tawar menggunakan pisau.

🥰 Tunjukkan kepada anak untuk menekan roti supaya lebih tipis kemudian minta anak melakukan hal yang sama. Sisihkan

🥰  Potong sosis menjadi dua lalu tusuk satu bagian sosis kemudian keju dan sosis lagi.

🥰 Taruh sate sosis ke atas roti yang sudah pipih lalu gulung dan rapatkan dengan memberikan olesan telur dan tekan supaya merekat.

🥰 Masukkan sate tadi kedalam kocokan telur lalu masukkan kedalam tepung berbumbu, masukkan ke telur kembali dan taruh diatas tepung roti dan ditekan sampai rata. Bisa diulang 2 sampai 3 kali sesuai selera.

🥰 Goreng kedalam minyak panas dengan api sedang. Ajak anak untuk mengamati proses ini.

🥰 Setelah matang lalu angkat. Tunggu dingin lalu minta anak untuk mencicipi. Membandingkan rasa, bentuk, bau, sebelum dan setelah matang.

🥰 Cek dan cari tahu dengan mengerjakan bersama anak kemudian tulis dalam.jurnal perkembangan anak.

Kadang memang umi nya ini geregetan melihat Agha dalam mengerjakan tetapi diminta untuk tidak mendikte nah ini yang susah 🤭🤣

Itulah cerita playdate kami. Semoga menginspirasi. Bermain dan belajar dengan membersamai anak. (AH)






Pukul 09:00 wib para peserta zoominar Mengenal HAKI Lebih Dekat yang diselenggarakan oleh Gerakan Binar dengan Sidina Comunity sebagai media partner, mulai memasuki kelas dengan tertib. Setelah 09:05 kumulai dengan membuka acara sebagai host dan moderator pagi itu. 

Awalnya grogi lagi meskipun sudah beberapa kali menjadi pembawa acara. Setelah mengucapkan selamat datang dan mengawali dengan berdoa, acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Binar yaitu Bunda Setyorini dan juga Bunda Susi selaku ketua Sidina comunity.

Alhamdulillah sambutan pun dibawakan dengan lancar dan mengalir indah. Kemudian aku pun membacakan CV ataupun pengalaman hidup dari pemateri yaitu Mba Isti Budi yang Masya Allah sampai 4 halaman. Aku ringkas saja untuk pembacaan CV beliau karena memang permintaannya untuk tidak membaca secara detil daftar riwayat hidupnya.

Setelah pembacaan CV kemudian kuundang mba Isti dan kusapa beliau yang kemudian langsung bertindak sebagai pemateri.

Awalnya memang agak berat karena berkaitan dengan hukum dan sangsi pelanggar HAKI. Macamnya dan bagaimana cara mendaftarkan. Cara mba Isti yang easy going dan memaparkannya enak serta mudah dipahami membuat semua peserta merasa puas dengan penjelasan materi yang disampaikan.

Indonesia ternyata masuk dalam kategori yang parah dalam hal pembajakan. Sering banyak hak cipta dilanggar karena merasa tidak merugikan padahal pada kenyataannya sangatlah merugikan bagi si pembuat.

Contoh mengambil gambar dari google dengan cara langsung menangkap layar tanpa menyertakan sumber dan siapa yang membuat. Meskipun gratis tetaplah menuliskan itu diperoleh dari mana itu sebagai langkah kecil kita menghargai hasil karya orang lain.

Font, foto, film, dan gambar serta materi atau artikel yang sering tertangkap layar kita karena keisengan dua jari jempol tangan kita.

Sudah seyogyanya kita menghargai hasil karya orang lain dengan kulonuwun atau minta ijin jika memang dalam artikel atau gambar tersebut terdapat profil dari si pembuat. Ada beberapa kode yang harus dipelajari supaya tidak membuat kita salah dalam melangkah dan main tangkap layar tanpa ijin. 

Kalau bukan dimulai dari kita siapa lagi yang akan memulai. Memulai dengan langkah kecil seperti bijak menggunakan dua jempol tangan untuk mengetik sumber dan si pembuat hasil karya. Mengajarkan kepada anak-anak dan suami juga sebagai langkah awal untuk mengenalkan hak cipta dan menghargai karya orang lain. (AH)

Sewaktu kecil jika pergi ke kondangan atau jagong (jika menghadiri undangan pernikahan di Solo) maka ibu akan menawarkan untuk memberikanku bedak Viva bubuk alias loose powder yang dibungkus plastik kemudian dituang ke tangan sedikit lalu diusap di kedua tangan dan disapukan ke wajahku. Tak lupa lipstik pun dioleskan ke bibirku. Saat itu aku takut sekali jika lipstikku hilang karena makan atau minum hihi. 

Kadang sambil mendesis mulut untuk menahan tidak mengatupkan bibir hanya karena takut lipstiknya hilang dari bibir. Ya Allah kalau mengingat itu membuat ingin tertawa.

Pamer dan bangga gitu memakai bedak dan lipstik apalagi jika melihat teman sebaya yang tidak pergi kondangan.

Berdandan itu merupakan barang mewah buatku waktu itu karena boleh memakai hanya saat kondangan ataupun sedang ke desa tempat kelahiran bapak. Yap memang seringnya aku di ajak ke tanah tumpah darah bapak daripada ke desa ibu. Katanya sih karena wanita yang melahirkanku tersebut kelahiran Solo jadi Solo lah tanah kelahiran hihi.

Balik lagi ke masalah make up. Lanjut ke sekolah menengah pertama aku natural saja ke sekolah paling bedak bayi. Sedangkan waktu sekolah lanjutan atas kumemakai bedak bayi yang sudah memproduksi bedak padat untuk remaja yang katanya mengandung squalan. 

Saat kuliah memang aku termasuk yang natural sendiri karena hampir semua mahasiswi berdandan lumayan tebal bahkan ada juga yang make up-nya seperti mau tampil di panggung untuk bergoyang dangdut. Kalau sudah berkumpul tidak lain dan tidak bukan yang diobrolin masalah bedak dan lipstik yang digunakan apa hehe.

Pernah teman dari kampus lain bilang temenku kalau dia menyebutku si "Logos face" ada-ada saja memang. Entah mengapa waktu itu ku males berdandan. 

Kemudian ku coba untuk memakai make up lagi ketika Anis dan Wati, duo sahabat yang mengajakku mengikuti beauty class Belia. Berawal dari situ kumencoba kembali mengaplikasikannya di wajahku dengan berdandan sendiri dan mulai melengkapi peralatan make up dengan menyisihkan uang jajan.

Waktu itu yang kupakai adalah L'oreal sebagai pelembab dan Mustika ratu untuk bedaknya meskipun untuk bedak ini kadang aku ganti-ganti merk.

Mengenal la tulipe aku pun beralih haha setelah harga Loreal naik. Kemudian beralih ke biokos ketika mulai bekerja. 

Kemudian beralih ke make up yang halal tetapi berhenti bermake up setelah hamil sampai now hihi 

Aku mengenal istilah ini setelah ikut dalam suatu komunitas. Betapa perlunya keluar dari zona nyaman ini bagi ibu rumah tangga. Pemasaran apa sih arti kata itu, kumeluncur ke dunia Maya. 

Membaca tulisan dari Dyah Ayu Lestari di hello sehat, Istilah “zona nyaman” pertama kali dipopulerkan oleh Alasdair White, seorang pencetus teori manajemen bisnis pada tahun 2009. Menurutnya, zona nyaman adalah keadaan saat segalanya terasa akrab dan mudah sehingga Anda tidak mengalami banyak stres. 

Kadang terlalu nyaman ini membuat kita menjadi terlena. Lalu bisakah seorang ibu rumah tangga keluar dari nyamannya ?

Jawabannya bisa banget.

Seorang ibu dengan segudang aktivitas yang mungkin tidak akan pernah selesai bahkan waktu 24 jam mungkin terasa kurang. Hal ini membuat stres dan akibatnya malah bisa lebih parah jika tidak dapat mengelola emosi dan tingkat kesetresan maupun ekspektasi.

Keluar dari zona nyaman seorang ibu memang tidak harus hang out ataupun me time yang menghabiskan dana besar. Bisa juga dengan cara produktif, berkarya dan berdampak.

Sedekah ilmu yang dimiliki juga merupakan salah satu cara healing dan keluar zona nyaman lho. 

Mengikuti komunitas yang membawa dampak positif akan berpengaruh dalam pola pengasuhan, membersamai keluarga dan memanaj tingkat stres. 

Kasus yang hangat saat ini yaitu seorang ibu yang tega membunuh anak-anaknya karena takut buah hatinya mendapat bentakan maupun pukulan seperti yang pernah dialaminya merupakan luka batin dari sakitnya hati di masa kecil. Inner child yang belum sembuh ditambah ekonomi yang semakin hari semakin menghimpit serta support sistem dari orang sekitar termasuk pasangan yang tidaklah dia dapatkan membuatnya memilih bujukan setan untuk melakukan hal tersebut.

Miris memang. Dari sisi psikologis mungkin tekanan demi tekanan yang tidak bisa dia keluarkan, dia pendam, dia pupuk menjadi luka tak berdarah yang semakin hari semakin membesar tanpa disadari. 

Perasaan sendiri, takut dengan masa lalu dimana mungkin dengan disiplin tinggi ataupun ketidakberdayaannya karena harus dituntut nurut tanpa membantah. 

Merasa tidak baik jika menceritakan apa yang dia rasa karena ketakutan membuka aib, lingkungan pertemanan yang cenderung memojokkan dan tidak mau mendengar, kekerasan fisik dan batin yang belum sembuh dan mungkin masih ada lagi yang lain. 

Hanya Allah yang tahu apa sebenarnya yang dialami ibu tersebut.

Pernah juga di Bandung seorang ibu yang terbilang cukup dan mungkin lebih agamanya tetapi tega membunuh anaknya dengan memberikan racun di makanan anaknya. Alasannya karena takut tidak bisa memberikan fasilitas maupun pendidikan seperti yang dia dapat. Lagi-lagi alasan ekonomi dan ketakutan-ketakutan yang entah dari luar ataupun terlalu tingginya harapan. 

Dengan keluar dari zona nyaman, baik melalui komunitas maupun pertemanan yang positif bisa jadi membuat mata lebih terbuka.elihat dunia luar dengan lebih bijak, banyak yang senasib tetapi bisa survive, aktualisasi diri tanpa melupakan tugas dan kewajiban serta selalu ingat bahwa Allah tidak tidur dan Maha Kaya. 

Keluar zona nyaman tanpa melupakan keluarga yang membuatnya nyaman, bahagia dan menerima apa adanya tanpa ada apanya. (AH)

Dalam setiap komunitas kadang ada bahasan mengenai bagaimana hubungan dengan suami atau mertua.

Dari sekedar handuk basah dimana suami lupa meletakkan hingga masalah pengasuhan anak. 

Biasanya aku baca saja chat yang masuk. Kadang ada yang gemes, marah tapi tertawa, bahkan ada yang sedih karena suami mengulang kebiasaan yang sama.

Aku berpikir bagaimana ya kalau suami juga mempunyai komunitas bapak-bapak. Selain hobbi apakah juga akan bergosip atau melempar suatu masalah yang sama untuk sekedar pada berbagi atau sharing.

Lucu kali ya misalnya bapak-bapak alias para suami juga "ngomongin istrinya" yang mungkin jika istri tahu dia akan marah ,🤭🤣

Saat aku di-tag untuk cerita nah aku bingung dong karena aku yang lebih banyak kurangnya malahan 🤭

Handuk basah setelah dipakai mandi kadang aku main taruh dan letakin hihi. Jadi bukan suami yang melakukan kebiasaan buruk itu akan tetapi malah diriku. Nah apa harus kucerita ? 🤣

Mengasuh anak, suamiku lebih pintar dan lebih bisa menenangkan anak tanpa janji dan ancaman. Nah lho. Sedangkan aku banyak rentetan kalimat yang terlontar seperti busur yang dilepaskan. Cepat. Tanpa titik dan koma.

Memasak, nah suamiku pakarnya meskipun dia maunya makan masakan istri tetapi kadang beliau yang masak misalnya membuat nasi goreng, donat ataupun kue lainnya. Baik yang tradisional maupun modern dia jagonya.

Belum lagi memasak yang lain. Awal nikah aku tak tahu bumbu hihi. Ya tanya suamiku. Bagaimana resep, ukuran resep, cara memasak juga kutanyakan.

Bersih-bersih rumah, beliau rapi dan bersih kalau sudah beberes. Aku saja kalah 🤭 

Jadi saat ditanya bener kan kalau aku bingung mau cerita haha. Terlebih kalau aku sakit. Berbaring sajalah diriku tanpa melakukan apapun. Padahal biasanya ada jargon jika ibu yang sakit maka tetap saja ga istirahat. Entah. Suami tidak mempersoalkan hal tersebut. Beliau yang mengambil alih tugas rumah tangga dan mengasuh anak. Cuti yang dia ambil supaya dapat menjagaku dan anak saat kusakit.

Memang setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan meskipun kusadar kubanyak minusnya hihi. Memang berumah tangga bisa untuk saling bukan bersaing. Berkeluarga adalah niat bersama ya jalankan apa yang ada dan ditemui secara bersama pula. Mengerti dan perhatian serta komunikasi adalah dasar yang harus dimiliki setiap pasangan untuk keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan anak. (AH)





Selalu tersenyum dan mengucap syukur setiap ngobrol dengan Agha. Ada saja bahan yang diperbincangkannya padaku. Seringnya apa yang dilihat, didengar, dibaca baik yang dia tahu ataupun belum paham.

Pada waktu membicarakan masalah sunat. Agha usia 3 tahun saat itu. 

Agha : Mi, apa itu sunat tadi mas Ziya (anak tetangga) disunat?

Umi : (sambil berpikir) sunat itu untuk membersihkan t****.

Agha : Mas Agha mau sunat.

Umi : Benar ?

Agha : iya.

Di lain hari menyambung lagi mengenai sunat.

Agha : Mi, mas Agha tidak jadi sunat. Abi saja yang sunat.

Umi : 😜

Kemudian saat menyaksikan sepupunya sunat dengan metode lama bagaimana sepupunya menangis dan menjerit membuat Agha takut dengan kalimat atau kata "sunat".

Obrolan lain membahas mengenai kedelai yang mahal dan susah didapat.

Seru lagi pada waktu ada covid 19. Setiap yang datang ke rumah dia minta cuci tangan. 

Agha : dik, cuci tangan dan kaki. Maskernya mana ?

Ngobrol ke aku.

Agha : Mi, di luar banyak virus covid 19, kenapa ada virus? Bisa mati ya kalau kena?

Agha : Mi banyak ambulan itu yg sakit covid ya? Laki-laki atau perempuan? 

Agha : mi, mobil itu kenapa semprot semprot sih.

Dan banyak lagi🤭 

Melihat hujan pun bisa menjadi perbincangan yang seru dengan Agha.

Agha : Mengapa mi hujan turun ?

Agha : gludugnya kenceng.. 

Umi : Supaya manusia tidak kekurangan air. Kita main yuk proses terjadinya hujan.

Lalu aku buatkan proses terjadinya hujan secara sederhana dengan bahan yang seadanya yang penting menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti Agha.

Agha juga sering bercerita apa yang dia lihat. Misalnya sesuatu yang aneh maka akan dia tanyakan ataupun dia ceritakan.

Seperti negara di luar Indonesia yang dia kenal yaitu : Malaysia, Korea, Jepang, Arab, Inggris. Bahkan dia pernah ngajak ngobrol begini :

Agha : mi, mas Agha mau pindah ?

Aku : pindah kemana ?

Agha : inggris.

Aku : untuk apa ke Inggris ?

Agha : ya ketemu orang Inggris lah kan di Inggris.

Juga kalau Agha tiba-tiba bicara mengenai anaknya. Jadi selalu bilang mas Agha sudah punya anak.

Agha : umi, mas Agha punya anak dua cewek dan cowok. 

Aku : Anak apa ?

Agha : ya anak mas Agha lah. Nanti mas Agha kerja umi jaga anak mas Agha ya 

Aku : antara ingin tertawa atau tidak. 

Banyak lagi yang jadi bahan pertanyaan dan obrolan lucu dengannya. 

Allah yang mendidikmu ya Mas Agha. (AH)




 Rasa rindu yang membuncah di dada memang sudah menginginkan untuk disalurkan kepada yang dirindukan.

Keluarga yang berbeda jarak 8-12 jam dari Ibukota Jakarta, sebuah kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan batik, keraton dan serabinya.

Merindukan orang-orang yang selalu menerimaku apa adanya meskipun aku sedang jatuh dan terpuruk. Penerimaan dengan tangan terbuka tanpa syarat dan ketentuan apapun. Merekalah keluargaku dimana kuselalu bermanja dan dimanjakan.

Jika ada sayap mungkin sudah kuterbang ke kota kelahiran tanpa harus menunggu terkumpulnya pundi-pundi rupiah untuk sekedar membeli tiket kereta api ataupun bus. 

Terbang seperti burung yang bebas kemanapun. 

Sebenarnya bisa juga sih terbang meskipun tanpa sayap yaitu naik burung besi alias pesawat terbang 🤭  tetapi kan harus berkantong lebih tebal. 

Meminta sama Allah yang Maha Kaya itulah yang selalu kulakukan supaya kunihilkan saldo rindu dalam dada. Dia lah sebaik-baik pemilik rencana. 

Seandainya aku bisa terbang 

Seandainya aku punya sayap 

Itulah syair lagu yang saat ini kudendangkan hingga tak terasa beberapa butir air mata menetes. Memang menahan kerinduan itu suatu yang berat seperti kata Dilan hihi. 

Sayap yang kubutuhkan sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan beberapa lembar rupiah bergambar proklamator kemerdekaan Indonesia. Meskipun saat ini banyak moda transportasi yang memberikan diskon harga maupun pelayanan yang diberikan untuk penumpang sudah lebih baik. Bukan itu masalahnya tapi lebih karena banyak hal yang harus dipikirkan sebelum memutuskan untuk membeli tiket.

Sayap yang kubentangkan harus semakin lebar supaya bisa menjalani hari-hari dengan menahan kerinduan. 

Ingat sekali kata guruku pada waktu itu : terbangkan tinggi setinggi cita-citamu. Nah, tidak membahas bagaimana terbang jika rindu mendera setelah terbang di kota yang jauh dari keluarga. 

Intinya sih jika berhasil di perantauan maka akan mudah terbang untuk memuaskan bertemu dengan keluarga, menihilkan saldo rindu dan bercanda ria dengan keluarga, saudara, teman dan handai taulan di kota kelahiran. 

Seandainya aku punya sayap,

Seandainya aku bisa terbang.

Yakin saja sama Allah.


Apakah yang dimaksud dengan keluarga? 

Menurut KBBI arti kata keluarga adalah : ke·lu·ar·ga : 1. ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah, 2. orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, 3. (kaum -- ) sanak saudara; kaum kerabat, 4. satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

Jadi keluarga ternyata bukan hanya yang ada dalam satu rumah yang biasanya terdiri dari : bapak, ibu dan anak.

Setelah menikah maka setiap pasangan itu juga menikahi keluarga dari pasangan yang artinya adalah kaum kerabat dari suami atau istri. 

Selain itu, setelah lulus sekolah maka kita merupakan anggota keluarga almamater tempat menimba ilmu. Bisa dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas, universitas atau diploma dan tempat kursus. 

Eit, masih ada lagi ya. Jika mengikuti ektra kurikuler, les tambahan di luar sekolah, maupun klub hobi. 

Saat berkumpul maka disebutlah keluarga seperti keluarga pecinta anggrek, keluarga alumni SMKN 6 Surakarta angkatan 2020. 

Masih ada lagi tidak ? Yap masih ada. Jika sudah berumah tangga selain keluarga sendiri, keluarga besar pasangan juga keluarga tempat kerja, mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah komunitas ataupun pertemanan itu juga dalam satu keluarga besar.

Jadi dalam satu diri kita harus berperan dan berbagi hati kepada masing-masing keluarga dimana kita berada atau bernaung. 

Kadang kita berpikir keluarga ya hanya yang berhubungan darah, ataupun kerabat dari suami atau istri meskipun porsi terbesar kita untuk setiap perhatian adalah keluarga inti kita. 

Keluarga yang inti kita adalah pasangan dan anak. Keluarga dari suami atau istri yaitu orang tua, saudara kandung. Dari hubungan ini saja memang kadang timbul suatu masalah dikarenakan adaptasinya semua anggota keluarga dengan orang baru yang mungkin berbeda karakter, gaya hidup, sifat maupun perilaku. Jika dalam hubungan antar manusia dalam satu keluarga ini sudah solid maka saat bermuamalah dengan keluarga (dalam tanda kutip) akan lebih pandai membawa diri, berkomunikasi maupun berinteraksi.

Begitulah kita dalam berperan dalam keluarga yang tidak hanya inti kita saja akan tetapi lebih dari itu. Belajar memahami, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi yang baik, dan bermuamalah sesuai ajaran agama maka kita akan dapat menjalankan peran dengan baik pula. (AH)


Pernah iseng waktu Agha masih kecil yaitu membuat biskuit dengan di panggang di teflon.

Bisa 🤭 

Waktu itu hanya membuat biskuit dengan ukuran bahan menggunakan takaran sendok. Adapun yang diperlukan adalah : tepung terigu, keju, mentega, tepung maizena.

Semua bahan di aduk kemudian diuleni sampai kalis lalu di bentuk pipih dan tata di teflon. Lalu nyalakan api kompor yang kecil saja. Tutup wajan teflon. Jika agak kecoklatan balik lalu ditutup kembali. Setelah matang lalu matikan kompor dan buka tutup teflonnya. Biskuit siap dinikmati jika panas sudah hilang.

Selain itu membuat pizza dengan teflon. Pizza sederhana menggunakan roti tawar.

Bahannya yaitu :  roti tawar empat lembar potong menjadi kotak kecil. Masukkan telur dua butir. Aduk rata. Mentega di oleskan ke teflon lalu tata roti. Kemudian nyalakan api kompor kecil dan tutup wajan. Setelah agak kecoklatan lalu buka tutup dan balik roti. 

Olesi atas roti dengan toping sesuka hati misalnya saos tomat, irisan sosis atau bakso lalu taburi keju parut bisa chedar atau Mozarella.

Selain itu bisa juga dengan mentega, Meises dan keju. Bahkan bisa juga kita siapkan dulu toping dengan menumis terlebih dahulu bahannya yaitu : bawang putih cincang, Bombay cincang, paprika potong korek api, daging sapi atau ayam bisa juga sosis dan bakso dengan saos bolognese. Bisa juga dengan saos racikan sendiri.

Setelah pizza dikasih toping tutup kembali dan tunggu sampai keju meleleh. 

Pernah juga membuat cookies atau pun nastar dengan hanya dipanggang di wajan atau teflon. Bahannya sama dengan membuat nastar yang dipanggang di oven.

Rasa juga sama lembut meskipun ada perbedaan tahan lamanya produk. Kesabaran karena harus sering melihat supaya tidak gosong dan durasi waktu yang lebih dibutuhkan.

Nastar pun bisa warna kuning seperti biasa dengan isian selai nanas. Mencoba varian baru yaitu rasa pandan maka membuat adonan dengan meneteskan aroma pandan. Hasilnya wangi dan menyerupai klepon karena dibuat bulat dan toping keju. 

Untuk rasa enak dan lembut. Mungkin akan lebih berkilau jika menggunakan oven.

O iya membuat martabak manis mini pun pernah kubuat hanya menggunakan teflon meskipun tidak sempurna seperti martabak manis yang dijual tukang martabak akan tetapi untuk rasa Alhamdulillah enak juga hihi. ( AH)

Telur merupakan bahan makanan yang mudah dalam pengolahan. Selain digoreng yaitu dalam bentuk dadar ataupun mata sapi alias ceplok juga bisa direbus bahkan dikukus.

Harga telur yang sempat naik menembus angka tiga puluh dua ribu rupiah perkilonya membuat banyak orang berpikir keras baik itu pelaku usaha kuliner, baking maupun rumah tangga yang menjadikan telur sebagai alternatif lauk yang kaya akan sumber protein.

Sekarang pun harga telur mulai merangkak lagi setelah berhasil turun mencapai Rp 19.000,00 perkilo. Terbaru beli di agen harga Rp 22.000,00. Jadi selain minyak yang lagi booming menggila dan hilang di pasaran ternyata bahan lain pun mulai merangkak naik harganya.

Untuk telur, ayam, daging, beberapa sayuran disinyalir naik harganya karena mendekati puasa Ramadhan dan lebaran idul Fitri. 

Meskipun harga merangkak naik akan tetapi telur tetap menjadi primadona karena mudah dalam memasaknya dan berprotein serta bergizi.

Berikut ini beberapa olahan makanan berbahan telur yaitu :
1. Telur dadar isi iriisan daun bawang, bawang merah adalah menu simple namun sangat disukai.

2. Telur mata sapi atau telur ceplok. Biasanya disajikan saat makan nasi goreng, di masak balado, di masak tumis cabe, ataupun langsung di makan bersama guyuran kecap manis ataupun sambel.

3. Telur rebus. Baik setengah matang atau matang. Untuk merebus telur ini hanya dibutuhkan 5-10 menit supaya kuning telurnya tidak mengeluarkan warna abu-abu di pinggirnya. 

4. Telur dadar Jepang yaitu telur yang didadar kemudian digulung akan tetapi berbeda dalam menggulungnya. Dadar pertama digulung lalu tuang lagi telur dan gulungan pertama digulung lagi begitu seterusnya sampai habis. Setelah matang kemudian dipotong dan disajikan dengan saus sambal ataupun saus tomat. 

Masih banyak lagi olahan telur ini. Bahkan sekarang ada jajanan anak sekolah yang disebut telur gulung. Yaitu telur yang di kocok kemudian dituang dalam minyak yang banyak dan panas langsung telur digulung cepat menggunakan lidi. Bisa juga menggunakan sosis yang digulung.

Corndog, chicken katsu adalah makanan yang juga menggunakan telur untuk merekatkan tepung roti ataupun kentang di corndog

Begitulah telur yang sangat digemari tua maupun muda karena mudah dalam pengolahan, enak rasa dan bergizi. 

Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan setelah menikah artinya tidak hanya menikahi pasangannya tetapi juga keluarga besarnya.

Seringnya masalah timbul dari sini seperti dengan orang tua, saudara, keluarga besar lainnya dari pasangan. Harus adaptasi begitu selalu saran yang didengungkan dan komunikasi.

Adaptasi dan komunikasi seperti apa?

Kadang seperti orang asing memasuki wilayah baru. Topeng mulai terpasang sambil melakukan pengamatan dan penyelidikan bak detektif yang sedang menyelidiki suatu kasus.

Keluarga pasanganpun mungkin bertindak sama yaitu memasang topeng. 

Anggota baru dalam keluarga yang harus banyak beradaptasi, pun dengan pasangan dan saudaranya juga berlaku sama. 

Semakin lama maka topeng itu akan terbuka sedikit demi sedikit. Seiring waktu berjalan maka ketahuanlah watak, perilaku, tabiat, karakter asli masing-masing. 

Ah entahlah.. Bella masih duduk bersimpuh di sajadah cinta. Merenung tentang semuanya ketika menyadari bahwa yang dianggap baik ternyata hanya topeng. Kepercayaannya luntur luluh lantak saat Ratna, sepupu suaminya  menanyakan kebenaran dari berita yang dia dengar tentang diri Bella.

Bella hanya bercerita kepada Irma, salah satu diantara sepupu suaminya yang dia percaya. Akan tetapi kenyataannya ceritanya menjadi konsumsi publik. 

Memang Bella bercerita banyak tentang suaminya, mertuanya, kakak dan adik iparnya. Bagaimana perlakuan mereka, tindakan dan komunikasi yang terkadang ada perbedaan karena ketidaksamaan persepsi dan mengolah kata. 

Airmata mulai menganaksungai ketika kabar yang tidak enakpun sampai di telinga Bella mengenai perilakunya yang dia sudah berusaha semaksimal mungkin akan tetapi tidak pernah dianggap. Hanya celaan dan kalimat pembulian yang dia terima. 

Bella sadar sesadar-sadarnya dibanding yang lain dia bukanlah apa-apa. Untuk itulah peran lain yang dia ambil dalam setiap kegiatan pertemuan keluarga. Meskipun remeh tetapi penting juga akan tetapi hal tersebut tetaplah cap pemalas, lambat tertempel di punggungnya. 

Airmata semakin deras. Mengapa selalu begini. Aku berusaha bisa menerima tetapi mengapa mereka tidak. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna? Tidak ada pekerjaan yang sia-sia meskipun remeh dan receh serta kecil kan? 

Astaghfirullah. Bella semakin tergugu. Kalimat demi kalimat yang terlontar semakin membuat luka tak berdarah itu semakin perih seperti terkena garam. 

Bella sadar dia memang tidak sempurna, banyak kurangnya, meskipun dia berusaha tetap saja dipandang sebelah mata, sering dibedakan dengan yang lain di mana lebih berharta dan sedarah.

Inikah keluarga yang selalu mereka banggakan? Hanya air mata yang menjawab pertanyaan tanpa butuh jawaban.

Masalah lain timbul ketika kakak iparnya hendak meminjam uang yang kemudian mendiamkannya karena ditolaknya pengajuan tersebut. Bagaimana akan memberi pinjaman jika kondisi saldonya pun juga hanya lima angka sedangkan yang diajukan adalah delapan digit. 

Hilang sudah semua yang namanya ikatan cinta persaudaraan hanya karena ditolaknya pengajuan pinjaman tersebut. 

Terlupa cerita bahagia dan keseruan bersama tergerus oleh bisikan untuk memutuskan tali silaturahim. Bukan sekali dua kali kakak iparnya mengajukan pinjaman yang seringnya tidaklah kembali. Jika ditanya hanya akan mendapat jawaban sama hingga sampai di satu titik bagi Bella dan suaminya untuk ikhlas melepas dan menganggap lunas. 

Jika tidak meminjamkan seperti saat ini yang memang baru sekali ternyata bertindak seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan yang diharapkan. Marah dan diam meskipun bersua pun menunjukkan secara terang-terangan. Akan tetapi jika di depan keluarga besarnya menyanjungpuja keluarga Bella. 

Ya Allah, hamba sadar bagaimanapun berusaha jika memang dasarnya tidak suka ya tetap saja ada cela. Bella mengusap air mata yang kembali menganak sungai. 

Tidak habis pikir dengan semuanya ini. Bella pun melipat mukena dan sajadahnya. Hatinya mulai bisa berdamai dengan pikirannya. Memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada pemilik hati yang dengan mudah Dia bolak balikkan. Menguatkan hati bahwa yang dia alami tidaklah besar karena Allah lah yang Maha Besar. Dia tidak tidur dan akan menunjukkan kebenaran itu.

Bella menarik nafas dan dipenuhinya paru-paru dengan oksigen kemudian di hembuskan karbondioksida dengan kuat. Nyaman dan lega. Senyumpun terukir di bibirnya. Ada Allah bisiknya. (AH)



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Author

Author
Pembelajar yang suka tantangan, tapi agak takut mengambil resiko. Suka bertualang, terutama dengan anak lelaki kesayangan, dan menuliskannya ke dalam tulisan. Read more about me at "About Me" on the menu.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku
  • Merdeka yang Tidak Bebas
  • Aman dan Nyaman dengan Bluebird
  • Mobil Balon
  • Perjalanan Syukurku di 2021
  • Tips Mudik Ceria Bersama si Kecil
  • Menemukan Tongkat Musa Berkat Merdeka Belajar
Diberdayakan oleh Blogger

Laporkan Penyalahgunaan

  • Oktober 20241
  • Agustus 20241
  • Juli 20243
  • Juni 20242
  • November 20231
  • Oktober 20231
  • September 20231
  • Agustus 20232
  • Mei 202315
  • Maret 20231
  • Oktober 20221
  • September 20221
  • Agustus 20229
  • Juli 20222
  • Juni 20229
  • Mei 20229
  • April 20228
  • Maret 202213
  • Februari 202211
  • Januari 202219
  • Desember 20211
  • November 20218
  • Oktober 202113
  • September 202115
  • Agustus 202110
  • Juli 202113
  • Mei 202114
  • April 202127
  • Maret 202112

Trending Articles

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku

Copyright © Foodicious Theme. Designed by OddThemes