HanieAgung
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Akhirnya masuk juga ke perkuliahan matrikulasi #10 setelah penantian yang cukup lama. Mengambil tema menyelam ke dasar samudera Amarta untuk menikmati keindahan alam dan menggali kekayaan alam yang terhidang di depan mata melalui kapal selam dan teropong yang super keren, para mahasiswa yang disebut dengan para penjelajah menikmati perjalanan menuju pelabuhan Cahaya.

Dimulai dari jelajah zona di setiap hari Senin membuat para penjelajah bersiap untuk mengambil tiket dan badge serta mempersiapkan bekal perjalanan.

Senin yang biasanya kuisi dengan kegiatan domestik dan admin komunitas kali ini menjadi Senin Menjelajah Zona yang diawali dengan misi mengenai bekal yang harus dibawa untuk menjelajah supaya mendapatkan tiket untuk memasuki kapal selam. Belajar mengenai berpikir kritis dihubungkan dengan bekal yang harus dimasukkan ke dalam tas untuk perbekalan.

Alhamdulillah bekal diperiksa dan dinyatakan lolos untuk mendapatkan tiket dan mulailah melakukan penjelajahan di Senin berikutnya.

Akhirnya Senin jelajah zona misi ketiga yang merupakan hidangan pembuka menggoda untuk dicicipi. Kelezatan rasanya sampai masuk ke dalam jiwa.  Appetizer yang berwujud Merdeka Belajar. Yap, sebagai penjelajah dan seorang ibu memang perlu untuk menimba ilmu karena kita sebagai manusia adalah pembelajar sepanjang hayat. 

Menikmati hidangan yang disajikan dengan resep istimewa dari Widya Iswara di hari Senin itu membuatku tersadar bahwa belajar itu tidak ada tuntutan alias independen bukanlah freedom. 

Alhamdulillah misi terselesaikan juga dengan pergulatan batin ceile.. ada perenungan mendalam menggali siapa diri ini, apa yang dibutuhkan dan untuk apa ingin ilmu itu.

Manajemen waktu, emosi dan gadget lah sebenarnya ilmu yang harus dipelajari terlebih dahulu supaya bahagia. 

Badge pertama pun dikantongi untuk menuju misi berikutnya.

Senin datang lagi artinya jelajah zona misi berikutnya yeeyyy.. ada tantangan dan cambuk semangat plus perasaan cemas, penasaran campur aduk dalam diri.

Hidangan Senin ini adalah Core values. Bagaimana kami para penjelajah mencerna, menjiwai lima core values yaitu belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak.

Memulai lagi dengan perenungan dan kebingungan hihi. Peta belajarku apa yang dihubungkan dengan core values untuk menghasilkan peran yang akan diambil. Memang selama ini merasa hanyalah sebagai pemeran kecil dan tidak menonjol tetapi ternyata tidak ada peran yang kecil karena semua peran itu penting.

Menggali kembali, menelaah kembali, merenung kembali core values dalam diri, seandainya aku adalah.. itulah peran yang akan kita mainkan dengan tidak lupa melibatkan dan ridho Allah, suami dan anak.

Badge kembali masuk ke dalam ransel artinya misi selanjutnya di hari Senin, 30 Mei 2022 mengenai : Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga Profesional. Belum ada pandangan awalnya mengenai hal ini. Ibu profesional itu seperti apa buatku dan keluarga. Bagaimana seharusnya menjadi ibu yang profesional Dimata suami dan anak?

Melibatkan orang terdekat untuk belajar bareng, ngobrol bareng dan main bareng. Senin menjadi jelajah zona diri untuk menemukan mutiara terpendam yang selama ini mungkin tertutup oleh sibuknya menerima omongan orang bahwa ibu rumah tangga tidaklah penting dan hanya bisa di zona nyamannya. Senin menjadi hari yang produktif Senin hari menjelajah Zona. (AH) 




Perkuliahan Matrikulasi sudah dimulai. Mengambil tema menjelajah Samudera Amarta menggunakan kapal selam sang kaptenik dan para Baruna dengan penyaji hidangan Widya Iswara mengajak semua penjelajah untuk menjalankan misi dan mengagumi keindahan bawah laut.

Senin yang biasanya membuat aku kadang merasa kurang semangat haha padahal biasa saja sebenarnya bagiku yang ibu rumah tangga. Lalu apa yang membuatku seperti itu ? 

Pengawal hari dalam setiap Minggu ini artinya banyak peran yang harus dikerjakan, diselesaikan. 

Lho kok bisa? Kan ibu rumah tangga saja. 

Memang aku hanyalah seorang ibu rumah tangga tapi aku mencoba keluar dari zona nyaman dengan berperan di dunia komunitas. Dalam mengambil peran tersebut pasti kan ada yang harus aku kerjakan misalnya menjadi moderator artinya menyiapkan materi dan bahan obrolan, menjadi tim materi artinya memikirkan bahan untuk diolah di aplikasi design, mengerjakan tugas.

Sejak mulai perkuliahan di matrikulasi di mana setiap Senin adalah jelajah zona dimana setiap penjelajah akan ditemani Widya Iswara untuk menikmati berbagai hidangan yang dinikmati sepanjang penyelaman menggunakan kapal selam.

Serasa berbeda hawanya. Ada hawa tantangan karena memikirkan challenge atau misi yang akan dikerjakan jika Senin telah tiba. Membayangkan cara Widya Iswara setiap Senin malam menyajikan hidangannya. 

Kadang merasa tidak sabar. Seperti malam ini. Meskipun mengantuk sangat tapi tetap setiap menunggu pukul 20:00 wib untuk melihat dan belajar langsung kepada Widya Iswara yang menyajikan hidangan.

Seperti Senin hari ini dimana tema nya berhasil membuatku penasaran yaitu : Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga 

Senin ini Mba Rusna Mesaari yang akrab dipanggil mba Una. Beliau memulai menyajikan dengan sebuah penggalan puisi dari Kahlil Gibran yang berjudul Anak. 

"Anakmu bukanlah milikmu, ia adalah milik jamannya. Boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya. Karena jiwa mereka adalah  penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian..." 

Peran yang kita ambil jalankan dan kenali diri kita dengan bahagia. Ada empat garis besar pelajaran yaitu :

1. Makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga Profesional

2. Memahami bagaimana keluarga ( terutama ayah dan ibu ) sebagai bagian dari peradaban dunia 

3. Memahami empat kebutuhan dasar menjadi orang tua 

4. Visi dan Misi dalam komunitas Ibu Profesional 

Makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga Profesional :

Lihat kembali hidangan pembuka di hari Senin sebelumnya mengenai core values dan peta belajar, tidak perlu berhenti berlari untuk mengejar misi. Jangan ajari saya karena saya belajar, always ontime, berbagi adalah kepedulian, saya tahu saya bisa lebih baik.

Memahami peran dan definisi ibu 

Definisi ibu menurut KBBI  yaitu : 

a. Wanita yang telah melahirkan seseorang

b. Sebutan untuk wanita yang sudah bersuami 

c. Panggilan yang takjim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum 

d. Bagian yang pokok seperti jari 

e. Yang utama diantara beberapa hal lain yang terpenting 

Profesional artinya bersungguh-sungguh.

Jadi ibu profesional adalah : seorang perempuan yang bangga akan perannya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak - anaknya dan senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu  agar bisa bersungguh-sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

Memahami bagaimana keluarga ( terutama ayah dan ibu ) sebagai bagian dari peradaban dunia 

a. Arsitektur peradaban 

b. Membangun peradaban dari dalam rumah 

c. Menemukan peran peradabannya  sebagai individu 

d. Memandu anak - anak untuk menemukan peran peradabannya.

Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju proses peradaban.

Jadi peran ayah dan ibu sebagai bagian dari peradaban dunia.

Bersambung 






Saat sesi refleksi atau teripang edisi Sabtu, 28 Mei 2022 aku dibuat tertampar bolak balik ketika Widya Iswara yaitu mba Endang P menyatakan bahwa intinya dalam dulu. Keluarga dulu. Baru keluarlah.

Matrikulasi ini meskipun baru memasuki zona kedua misi keempat tetapi sudah membuatku merasa kok aku begini lho ternyata begitu. Yap mengenai diri. Termasuk review teripang kemarin.

Bahasan mengenai core values yaitu belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak membuat kita benar-benar dibuat terbuka. Seperti apa aku. Bagaimana aku. 

Tidak ada peran yang kecil karena suatu peran tidak lengkap dan tidak sempurna tanpa peran-peran kecil tersebut. Contoh : ketika suatu hajatan tidak mungkin semua di bagian memasak misalnya atau dibagian penerima tamu. Ada yang mungkin berperan tapi tidak terlihat dan tidak dianggap bahkan mungkin dianggap remeh yaitu mengambil sampah yang berserakan, mengambil piring kotor, membuang bekas air mineral di tempatnya.

Bayangkan jika tidak ada yang mengambil piring maka tempat hajatan itu akan banyak piring yang mungkin diletakkan dengan asal saja oleh tamu. Pun bagian mengambil sampah. 

Jadi tidak usah minder. Ragu. Percaya dirilah. 

Misalnya saat kumpul keluarga mungkin yang lain pintar memasak mendapat bagian memasak ya jangan memaksakan diri jika memang ada bagian lain yang bisa dikerjakan misal bagian menyapu, membersihkan meja, bercerita supaya anak-anaknya tidak bosan dan tidak ke gawai saja.

Ambil peran dan percaya bahwa itu yang bisa dibagi. 

Tanyakan pada diri, jujurlah bahkan jika hendak meneteskan airmata ya menangiskah. Untuk apa sebenarnya kita dilahirkan ? Untuk apa kita hidup?  Bahagiakah aku? Bahagiakan suami dan anakku. 

Mengapa itu perlu ditanyakan ?

Untuk apa kita belajar , mengambil peran jika membuat kita tidak bahagia, tidak bertambah apapun, berantakan di manajemen waktu dan gadget, keluarga tidak bahagia?

Dibutuhkan kejujuran pada diri sendiri untuk menjawabnya. 

Core values memang perlu di cerna, dihafalkan dan yang terpenting dijiwai supaya kita ingat bahwa setiap yang kita lakukan itu benar, baik, bagus dan bermanfaat ataukah tidak.

Menanyakan kembali kepada diri untuk apa melakukan semua ini. Memang kita perlu keluar dari zona nyaman, perlu produktif karena kebutuhan yang semakin memerlukan tambahan, mendobrak tembok keminderan. Lihat ke anak dan suami. Bagaimana mereka ?

Apakah anak pertumbuhannya bagus? Apakah anak bahagia? Apakah kebutuhannya terpenuhi? Yang terpenting bagaimana emosimu saat menghadapi anakmu? 

Astaghfirullah. Banyak merasa bersalah kepada anak. Kadang terpikir salah ga sih aku berperan dan berkomunitas? Kebanyakan ga sih? 

Ya Allah. Ingin produktif tapi tidak mau anak menjadi korban ketidaksabaran dan emosi yang ada saat capek. 

Memang harus jujur pada diri. Tidak minder. Berperan dengan bahagia berdampak untuk anak dan suami yang membahagiakan mereka walaupun harus tetap Produktif juga. 

Ambil peran dengan menanyakan dalam diri dan libatkan Allah serta tanyakan pada suami dan anak jika ingin berperan di luar rumah. 



Rembuk Komunitas Merdeka Belajar yang dihadiri oleh Bapak Nadiem Makarim, Mentri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Selasa, 24 Mei 2022 bertempat di Gedung Tribatra Darmawangsa, Tiga komunitas yaitu Kami Pengajar, Pemuda Pelajar Merdeka dan Sidina Comunity saling bekerjasama, bergotong royong, berkolaborasi dengan Kemendikbudristek mengadakan Rembuk Komunitas Merdeka Belajar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Tiga komunitas tersebut yang menginisiasi acara silaturahmi yang bertujuan untuk mendorong program Merdeka Belajar demi tercapainya Sumber Daya Manusia yang Unggul dengan menggandeng narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya. 

Acara yang di pandu oleh Andromeda Mercuri ini juga dihadiri oleh Bapak Nadiem Makarim, Mentri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai pembicara utama. 

Bapak Nadiem Makarim Mentri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia saat memberikan sambutan Rembuk Komunitas Merdeka Belajar

Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa gerakan Merdeka Belajar ini memerlukan dukungan semua pihak termasuk pemuda, mahasiswa, guru dan orang tua supaya menjadi gerakan yang nyata dan tidak hanya sekedar kebijakan. 

Mengingat pentingnya ketiga komponen tersebut maka Bapak Nadiem Makarim menerima butir rekomendasi dari Komunitas Kami Pengajar, Pemuda Pelajar Merdeka dan Sidina Comunity. 

Acara yang juga ditayangkan langsung melalui zoom dan kanal YouTube Merdeka Pelajar RI ini terbagi dalam tiga sesi dengan moderatornya adalah founder dari ketiga komunitas. 

Adapun yang menjadi narasumbernya adalah : 

• Barry Mikhael CS, Content Manager Platform Merdeka Mengajar

• Titien Suprihatien, SMPN 11 Kabupaten Batanghari Jambi

• Rafid Mahlul, Leader Projects NGO Internasional

• Muhammad Faisal, Fasilitator Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MKBM) 

• Mona Ratuliu, Founder ParenThink 

• Rosa Adelina, Ketua Program Ibu Penggerak 

Bincang Komunitas 

Konferensi Pers dengan tiga Founder dari Komunitas Kami Pengajar, Pemuda Pelajar Merdeka dan Sidina Comunity yang menginisiasi terbentuknya Komunitas Merdeka Belajar
Luh Eka Yanti koordinator regional Bali yang menjadi moderator saat bincang komunitas Kami Pengajar yang merupakan komunitas para guru ini mengatakan bahwa pesatnya perkembangan science dan teknologi tidak dapat dipungkiri membuat kita dituntut harus inovatif dan kreatif. Untuk itulah bincang komunitas para guru ini mengambil judul : Mendorong Guru untuk Lebih Inovatif, Kreatif dan Produktif.

Menurut Barry Mikhael kreatif dan inovatif harus berkesanambungan. SDM guru ada banyak dalam kontek merdeka belajar berkaitan dengan prinsip Pelajar Pancasila dimana guru pun harus mempunyai hal tersebut. Memimpin jadi pemimpin yg konsisten. 

Harapan atau dukungan pemerintah supaya guru kreatif, inovatif dan produktif

1. Guru menjadi petani menemani tumbuh kembang benih anak. Banyak dialog dengan anak

2. Esensi merdeka belajar harus merdeka juga tidak tergantung, memerdekan diri dengan merdeka, bergabung di komunitas yang manfaatnya yaitu bisa saling berbagi solusi, RPP, media belajar. Merdeka belajar juga dari akar karena kebutuhan setiap daerah dan sekolah berbeda. Guru harus kreatif menghidupi merdeka belajar 

3. Menyediakan konten berkualitas. Merdeka mengajar platformnya. Guru keluar dari zona nyamannya dimana pemerintah menyediakan platform merdeka mengajar yang berisi banyak konten berfaedah.

Selanjutnya Ibu Titien Suprihatien menyatakan bahwa gurulah yang mendesain pembelajaran saat daring dan luring. Awal pandemi. Bergerak cepat yg dekat anak anak. Guru mendesain metodenya.

Harapan beliau dengan progam ini guru lebih membuka diri demgan merdeka belajar harus berkompetensi mengejar ketertinggalan. Mengajar tidak hanya dengan ceramah dan dikte tetapi berkreasi dan menjadi model dari merdeka tersebut desain pembelajaran sendiri dan dihantarkan dengan cita rasa nikmat oleh siswa. 

Bincang komunitas yang kedua dari Pemuda Pelajar Merdeka yang dimoderatori oleh Rizal Maula. Muhammad Faisal fasilitator yang mengikuti kampus merdeka belajar menyatakan terobosan luar biasa dari kementerian. Belajar tidak hanya diruang kelas. Didorong untuk belajar di luar kampus juga supaya dapat melihat dan menganalisa dengan jelas dan tepat data dan fakta yang ada di lapangan.

Sebelum lulus mahasiswa juga dipandang perusahaan bisa menjadi proses belajar juga.

Pentingnya peluang dijelaskan oleh Rafid Mahlul yaitu kolaborasi dengan stocholder perusahaan maupun pemerintah ketika mau mendaftar di perusahaan adalah pengalaman. IPK penting namun organisasi penting juga. Perusahaan akan menunggu buah. Pengalaman akan menjadi poin penting. Jangan merasa berorganisasi akan menghambat, tetapi cari jalan yg baik yaitu mengatur waktu dengan baik. 

Peluang sekarang banyak berbeda dengan dulu. Carilah peluang ambil peluang. Buat terbaik karena akan kembali ke kita sendiri.

Lebih lanjut lagi menurut Muhammad Faisal, mahasiswa perlu dilatih memiliki soft skill, lebih meningkatkan sosial dan komunikasi meningkat, manajemen diri, manajemen waktu, hal tersebut akan menjadi nilai plus.

Alumni kampus merdeka perlu mensosialisasikan lebih luas lagi. Manfaatkan kesempatan untuk orang lain juga menularkan ke orang lain.

Sesi ketiga bincang komunitas Merdeka Belajar ini yaitu Sidina Community yang merupakam komunitas orang tua yang peduli akan dunia pendidikan. Susi Sukaesih bertindak selaku moderatornya menyampaikan pentingnya Kontribusi Orangtua dalam Mewujudkan Merdeka Belajar. 

Rosa Adelina menyampaikan bahwa konsep merdeka belajar ini sangat tepat diterapkan karena mengajarkan anak untuk komitmen pada tujuan belajarnya, anak menjadi mandiri dalam menentukan proses belajar dan anak dapat merefleksikan hasilnya. Ketika terpancar binar anak saat menjalankan artinya anak nyaman dengan proses tersebut.

Bagi Mona Ratuliu yang sudah menghasilkan buku parenting gaya pendidikan sekarang merupakan paradigma baru. Orang tua menjadi madrasah utama bagi anaknya tidak bisa melepas anak begitu saja meskipun sudah bersekolah dengan pendampingan guru. 

Merdeka belajar menurut artis cantik ini yaitu ketika anak diajarkan ketrampilan atau belajar untuk memilih dan bertanggungjawab terhadap pilihan tersebut dan tahu konsekuensinya, mandiri, dan berpikir kritis dimana hal tersebut sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Insight Penting 

Sesi foto bersama 
Mengikuti acara ini sangat besar manfaatnya buatku yang seorang ibu dari seorang putra yang berusia enam tahun. Belajar dari pengalaman dan kisah dari para narasumber dan memahami berapa pentingnya merdeka belajar ini. 

Belajar tidak hanya kaku berada di lingkungan sekolah yang dikelilingi tembok megah dan hanya duduk di belakang meja. Alam sekitar, bumi dan langit juga dapat dijadikan media pembelajaran bagi anak mengenal penciptanya, teori fisika maupun geografi. 

Bermain anak pun merupakan tahap merdeka belajarnya yang bebas dari tuntutan, Binar anak itulah yang penting dalam proses belajar ini. Kemandirian, kebebasan memilih yang bertanggungjawab dan mengetahui konsekuensinya, membangun daya kritis anak, dan adab yang perlu diajarkan sejak dini yang artinya keterlibatan orangtua sangatlah diperlukan.

Perbincangan dengan beberapa guru yang berasal dari pelosok negeri memberikanku beberapa insight yaitu meskipun di daerah mereka melek teknologi dan selalu mengikuti perkembangan jaman dan yang menjadi tren dikalangan para pelajar supaya media internet dan teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang kreatif. Merdeka belajar bagi mereka sangat membantu dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana sehingga membuat para guru dan murid lebih aktif dalam berinovasi sehingga menjadi lebih produktif.

Pentingnya Berkomunitas

Komunitas Sidina Comunity 

Komunitas hadir supaya dapat memberikan manfaat yang menguntungkan bagi anggotanya. Saling berbagi ilmu, berbagi cerita, silaturahim, dan menjadi tempat untuk saling bertukar pikiran dan informasi. 

Demikian juga dengan hadirnya komunitas Merdeka Belajar ini bagi satuan pendidikan sangatlah penting. Bagi Pemuda termasuk pelajar dan mahasiswa komunitas ini dapat menjadi ajang untuk silaturahmi antar mereka dan lebih mengenal kebudayaan dan cara belajar dari daerah lain serta menciptakan peluang dan koneksi yang lebih luas, saling bertukar pikiran mengenai program studi maupun cara pemecahan masalahnya. 

Sedangkan bagi guru maka komunitas ini selain menjadi wadah untuk bersilaturahmi juga untuk berbagi informasi mengenai metode pembelajaran, RPP, maupun kecanggihan teknologi untuk dunia pendidikan.

Selanjutnya bagi orang tua dengan hadirnya komunitas Merdeka Belajar ini menjadi wadah untuk lebih mengenal dan lebih paham mengenai kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan, menjadi tempat untuk bertanya mengenai cara belajar yang efektif bagi anak maupun bertukar informasi dan silaturahmi yang cerdas mengingat orang tua sebagai madrasah utama bagi anak yang tidak hanya mendampingi tapi juga membersamai dengan hati dalam proses belajar anak

Mengingat pentingnya komunitas ini maka hadirlah rembuk Komunitas Merdeka Belajar yang mengajak untuk bergerak bersama dan berdaya bersama supaya kebijakan pemerintah lebih tepat sasaran, dapat berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia.

Kolaborasi antara pemuda, pelajar, mahasiswa, guru dan orangtua ini sangatlah penting untuk berhasilnya Merdeka Belajar yang dapat mengasah minat dan bakat anak, binarnya anak, kreativitas, kemandirian, pola pikir yang lebih maju, inovatif bernalar kritis dan produktif. (AH)

#KomunitasMerdekaBelajar

#BergerakBerdayaBersama

@kemdikbud.ri 

@nadiemmakarim 

@sidina.community 

@kamipengajar  

@merdekapelajar_ri



Awalnya kaget pada waktu mba Farida Hayu menghubungiku melalui pesan di aplikasi hijau yaitu WhatsApp. Beliau menawariku untuk berperan sebagai manajer keuangan IP Jakarta. 

Baca saja tidak percaya intinya kok bisa aku ditawarin sedangkan memasuki jenjang perkuliahan saja belum waktu itu. Hingga kuajukan pertanyaan tersebut untuk membalas pesannya melalui chatting.

Jawaban Mba Farida membuatku berpikir antara menerima ataukah tidak.  Akhirnya kumeminta waktu beberapa hari untuk berpikir. 

Bertanya kepada suami dan anak. Berdiskusi dan kulibatkam Allah karena kuselalu berusaha melibatkan Allah dalam setiap rencana maupun peran dan kegiatan yang akan kulakukan. 

Kemudian mba Farida menghubungiku kembali dan menanyakan bagaimana jawabanku. 

MENGAMBIL PERAN 

Ketika kujawab insya Allah siap dan bersedia Alhamdulillah respon mba Farida melegakan dan menentramkan. Kemudian nomer telponku dimasukkan ke grup pengurus, grup temankeu regional dan tim inti. Masya Allah banyak ternyata.

Beberapa kali webinar maupun pelatihan pengolahan data maupun cara membuat even dan proposal pun kuterima karena didaftarkan untuk menambah ilmu bagiku dalam menjalankan peran.

Rapat kerja pun digelar kemudian menghasilkan RKAB yang disetujui. Artinya saatnya untuk berperan..

Bimbingan dari mba Widhia Ayu sebagai manajer keuangan periode sebelumnya sangatlah membantuku dalam memahami tugas dan kewajiban serta laporan yang dibutuhkan.

Setelah kubuat rekening khusus untuk transaksi di IP Jakarta maka kusetorkan data tersebut kepada mba Widhia Ayu untuk dilaporkan ke sekertariat nasional Ibu Profesional.

LAPORAN KEUANGAN

Sebagai manajer keuangan tentunya membuat juga laporan keuangan yang sudah ditentukan draftnya dari Pusat. 

Aku agak grogi haha sudah lama tidak berhubungan dengan data dan laporan hihi.

Kubaca terlebih dahulu petunjuk, prosedur dan mulai mengutak utik belajar menginput data. 

Saat ada yang belum paham maka kutanyakan ke Pusat karena lamanya putus hubunganku dengan dunia akuntansi haha.

Ya Allah gaptek sekali aku. Setelah mempelajari dengan seksama data yang ada dan juga laporan yang terkonek langsung dengan pusat. Pertama kumencoba menginput terlebih dahulu hasil raker IP Jakarta.

Awalnya bingung cara menyalinnya karena kalau mengetik sendiri akan lama. Mengingat dan mencoba itulah yang kulakukan. Ingatku pesan guru komputer jaman sekolah dulu adalah : jangan takut mengutak utik. Karena dengan begitu kamu belajar. Itu beliau ucapkan sebab takutku menekan tombol enter. Yap sederhana. Menekan enter saja aku tidak berani karena takut salah.

Control C itu untuk menyalin dari file satu ke file lain ternyata bisa. Awalnya bingung bagaimana cara copy nya. Jika ingat ingin tertawa haha. Awalnya 1 per satu dalam baris pertama itu aku control C dan Control V. Kemudian mencoba 1 baris. Setelah berhasil barulah berani blok data untuk kusalin ke laporan keuangan.

Proses yang bagiku baru lagi setelah sekian lama tidak bersinggungan dengan dunia akuntansi dan laporan keuangan. 

Berproses, belajar dan tidak takut mencoba itulah pembelar sejati. (AH)




Rembuk Komunitas: Merdeka Belajar. Selasa, 24 Mei 2022 di Gedung Tribatra Darmawangsa Jakarta Selatan




Acara yang diselenggarakan oleh Kemendikbud ristek ini dimulai pukul 13:00 wib oleh MC Andromeda Mercuri. Peserta rembuk komunitas ini terbagi secara langsung hadir dalam Gedung Tribatra Darmawangsa dan melalui zoom atau online.

Semua peserta termasuk yang menyaksikan melalui zoom juga sudah siap. Kemudian acara dimulai dengan kuis oleh peserta zoom dan peserta offline untuk memberikan semangat sebelum acara inti dimulai. 

Selesai memberikan kuis kemudian MC membuka dengan yel nya yang disambut antusias oleh seluruh peserta yaitu : Rembuk Komunitas dan peserta menjawab bergerak bersama berdaya bersama.

Rembuk komunitas ini para narasumbernya bukan kaleng-kaleng tetapi daging semua. Pentingnya komunitas hadir di tengah kita.

Acara dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Semua peserta offline diminta untuk berdiri. Merinding saat lagu dikumandangkan di gedung Tribatra yang megah ini.


Acara dimulai dengan sambutan dari Rizal Maula Koordinatir Nasional komunitas pemuda pelajar merdeka 

Diharapkan semua bekerjasama dapat menggerakkan merdeka belajar.

Sesi bincang 1

Bincang komunitas 

Luh Eka Yanti koordinator regional Bali moderator bincang komunitas Kami Pengajar yang merupakan komunitas para guru.

Pesatnya sains dan tehnologi tidak dapat dipungkiri membuat kita dituntut harus inovatif dan kreatif. Saling berkaitan. Kaitan dengan guru yg harus kreatif dan inovatif 

Judul mendorong guru untuk lebih inovatif kreatif dan produktif.

Barri Cavin kreatif dan inovatif harus berkesanambungan

SDM guru ada banyak dalam kontek merdeka belajar kaitan dengan pelajar Pancasila guru pun harus mempunyai hal itu. Memimpin jadi pemimpin yg konsisten. 6 prinsip PP

Harapan atau dukungan pemerintah supaya guru kreatif, inovatif dan produktif

1. Guru menjadi petani menemani tumbuh kembang benih anak. Banyak dialog dengan anak

2. Esensi merdeka belajar harus merdeka juga tidak tergantung,  memerdekan diri dengan merdeka bergabung di komunitas manfaatnya yaitu bisa sharing solusi.. RPP...media belajar. Merdeka belajar juga dari akar karena kebutuhan setiap daerah dan sekolah berbeda. Guru harus kreatif menghidupi merdeka belajar 

3. Menyediakan konten berkualitas. Merdeka mengajar platform nya 

Keluar zona nyaman pemerintah Menyediakan platform merdeka mengajar yang berisi banyak konten berfaedah.

Ibu Titien suprihatien guru mendesain daring dan luring. Awal pandemi. Bergerak cepat yg dekat anak anak. Guru mendesain metodenya.

Harapan : dengan progam ini guru lebih membuka diri demgan merdeka belajar harus berkompetensi mengejar ketertinggalan. Mengajar tidak hanya dengan ceramah dan dikte tetapi berkreasi dan menjadi model dari merdeka tersebut design pembelajaran sendiri..dan dihantarkan dengan cita rasa nikmat oleh siswa. 

Acara kedua dari PPM oleh moderator Riza

Narsum : Rafid dan Muhammad Faisal

Muh. Faisal fasilitator mengikuti kampus merdeka belajar. Terobosan luar biasa dari kementerian. Belajar tidak hanya diruang kelas. Didorong untuk belajar di luar kampus juga. Pengalaman bahwa permasalah data kemiskinan sangat komplek harus ditangani mahasiswa seharusnya. Perbaikan data dalam kementerian sosial itu mahasiswa bisa secara langsung melihat jelas. 

Sebelum lulus mahasiswa juga dipandang perusahaan bisa menjadi proses belajar juga.

Rafid : kolaborasi dgn stocholder perusahaan maupun pemerintah ketika mau mendaftar di perusahaan adalah pengalaman. IPK penting namun organisasi penting juga. Perusahaan akan menunggu buah. Pengalaman akan menjadi poin penting. Jangan merasa berorganisasi akan menghambat, tetapi cari jalan yg baik dengan  memanage waktu dengan baik. 

Peluang banyak berbeda dengan dulu. Carilah peluang ambil peluang. Buat terbaik karena akan kembali ke kita sendiri.

Muhammad Faisal dilatih memiliki soft skill, lebih meningkatkan sosial komunikasi meningkat.. manajemen diri.. manajemen waktu .. akan menjadi nilai plus 

Sosialisasi lebih luas lagi. Manfaatkan kesempatan untuk orang lain juga tularkan ke orang lain.

Sidina community oleh ibu Susi Sukaesih judul : Kontribusi Orangtua Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar 

Bersambung 



Suatu hari aku membacakan nyaring menggunakan aplikasi let's read ke anakku yang berusia hampir 6 tahun. Dia sangat kritis dan suka bertanya untuk segala hal yang belum diketahuinya.

Dalam cerita yang kubacakan itu bercerita mengenai anak yang menyukai beberapa makanan di daerah Kamboja. 

Dalam cerita bergambar tersebut ada gambar seorang anak duduk di atas kursi roda. Anak itu dan beberapa anak yang lainnya sedang duduk di depan meja makan.

Anakku pun bertanya, "Umi, mengapa anak itu duduk di kursi roda?" tanyanya lagi, "sakit?"

Aku tersenyum sambil memikirkan jawaban tepat yang sekiranya memancing pertanyaannya lebih lanjut, "Anak itu belum tentu sakit nak tapi mungkin juga difabel."

Anakku diam sebentar kemudian bertanya, "Difabel? Apa itu difabel?"

Jawabku, "Difabel itu sebutan untuk orang yang anggota tubuhnya seperti mata, telinga, kaki atau tangannya atau organ dalam tubuhnya kurang sempurna nak atau berkebutuhan khusus."

Melihat anakku diam aku pun bertanya padanya, "Bunda yang disebelah rumah kita juga menggunakan kursi roda kan?" Anakku mengangguk. Kemudian kulanjutkan, "bunda tersebut pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya tidak bisa berjalan lagi makanya memakai kursi roda untuk membantu aktivitas dan geraknya nak."

Selanjutnya kujelaskan juga bagaimana harus bersikap jika dia mempunyai teman ataupun tetangga yang difabel. Membantu mereka tanpa menyakiti dan tetap meminta ijin sebelum mengulurkan bantuan. Anakku pun akhirnya paham megenai orang yang difabel. 

Alhamdulillah sekarang banyak tempat yang memberikan ruang gerak dan memudahkan bagi teman difabel. Kemudahan akses bahkan dalam moda transportasi seperti KRL dan di toilet umum juga ada bagian khusus untuk penyandang difabel. 

Di taman juga ada track atau jalur khusus untuk penyandang difabel. Bahkan dalam dunia pendidikan juga saat PPDB seperti sekarang ini teman difabel mendapat jadwal khusus untuk mendaftar. 

Teman difabel juga banyak menghasilkan karya dan inovasi yang sangat mengagumkan jadi kubilang ke anakku supaya tidak memandang sebelah mata dan berteman dengan tulus tanpa merendahkan penyandang difabel. 

Kemudian suatu hari anakku sedang ikut denganku ke warung. Dia melihat ada pembeli lain datang. Pasangan suami istri. Sang wanita duduk di sebuah kursi roda didorong oleh prianya. 

Anakku memperhatikan pasangan tersebut tetapi tidak bertanya apapun. Kupikir anakku hanya melihat saja. Setelah suami istri itu pergi dengan belanjaannya barulah anakku bertanya mengenai si wanita tadi.

"Umi, apa ibu tadi yang disebut difabel?" 

"Benar Nak. Tadi kamu perhatikan kalau ibu tersebut berkebutuhan khusus." 

"Iya Umi."

"Kalau bertemu penyandang difabel kamu boleh menyapa tapi tidak boleh meledek atau mengganggu ya Nak." Pesanku yang dijawab dengan anggukan kepala.

Inilah cara belajar yang efektif buat anak yaitu dengan bukti kongkrit jadi anak lebih memahami. Alhamdulillah secara tidak langsung anakku belajar mengenai apa itu difabel. (AH)

























Suatu hari aku membacakan nyaring menggunakan aplikasi let's read ke anakku yang berusia hampir 6 tahun. Dia sangat kritis dan suka bertanya untuk segala hal yang belum diketahuinya.

Dalam cerita yang kubacakan itu bercerita mengenai anak yang menyukai beberapa makanan di daerah Kamboja. 

Dalam cerita bergambar tersebut ada gambar seorang anak duduk di atas kursi roda. Anak itu dan beberapa anak yang lainnya sedang duduk di depan meja makan.

Anakku pun bertanya, "Umi, mengapa anak itu duduk di kursi roda?" tanyanya lagi, "sakit?"

Aku tersenyum sambil memikirkan jawaban tepat yang sekiranya memancing pertanyaannya lebih lanjut, "Anak itu belum tentu sakit nak tapi mungkin juga difabel."

Anakku diam sebentar kemudian bertanya, "Difabel? Apa itu difabel?"

Jawabku, "Difabel itu sebutan untuk orang yang anggota tubuhnya seperti mata, telinga, kaki atau tangannya atau organ dalam tubuhnya kurang sempurna nak atau berkebutuhan khusus."

Melihat anakku diam aku pun bertanya padanya, "Bunda yang disebelah rumah kita juga menggunakan kursi roda kan?" Anakku mengangguk. Kemudian kulanjutkan, "bunda tersebut pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya tidak bisa berjalan lagi makanya memakai kursi roda untuk membantu aktivitas dan geraknya nak."

Selanjutnya kujelaskan juga bagaimana harus bersikap jika dia mempunyai teman ataupun tetangga yang difabel. Membantu mereka tanpa menyakiti dan tetap meminta ijin sebelum mengulurkan bantuan. Anakku pun akhirnya paham megenai orang yang difabel. 

Alhamdulillah sekarang banyak tempat yang memberikan ruang gerak dan memudahkan bagi teman difabel. Kemudahan akses bahkan dalam moda transportasi seperti KRL dan di toilet umum juga ada bagian khusus untuk penyandang difabel. 

Di taman juga ada track atau jalur khusus untuk penyandang difabel. Bahkan dalam dunia pendidikan juga saat PPDB seperti sekarang ini teman difabel mendapat jadwal khusus untuk mendaftar. 

Teman difabel juga banyak menghasilkan karya dan inovasi yang sangat mengagumkan jadi kubilang ke anakku supaya tidak memandang sebelah mata dan berteman dengan tulus tanpa merendahkan penyandang difabel. 

Kemudian suatu hari anakku sedang ikut denganku ke warung. Dia melihat ada pembeli lain datang. Pasangan suami istri. Sang wanita duduk di sebuah kursi roda didorong oleh prianya. 

Anakku memperhatikan pasangan tersebut tetapi tidak bertanya apapun. Kupikir anakku hanya melihat saja. Setelah suami istri itu pergi dengan belanjaannya barulah anakku bertanya mengenai si wanita tadi.

"Umi, apa ibu tadi yang disebut difabel?" 

"Benar Nak. Tadi kamu perhatikan kalau ibu tersebut berkebutuhan khusus." 

"Iya Umi."

"Kalau bertemu penyandang difabel kamu boleh menyapa tapi tidak boleh meledek atau mengganggu ya Nak." Pesanku yang dijawab dengan anggukan kepala.

Inilah cara belajar yang efektif buat anak yaitu dengan bukti kongkrit jadi anak lebih memahami. Alhamdulillah secara tidak langsung anakku belajar mengenai apa itu difabel. (AH)













Suatu hari aku membacakan nyaring menggunakan aplikasi let's read ke anakku yang berusia hampir 6 tahun. Dia sangat kritis dan suka bertanya untuk segala hal yang belum diketahuinya.

Dalam cerita yang kubacakan itu bercerita mengenai anak yang menyukai beberapa makanan di daerah Kamboja. 

Dalam cerita bergambar tersebut ada gambar seorang anak duduk di atas kursi roda. Anak itu dan beberapa anak yang lainnya sedang duduk di depan meja makan.

Anakku pun bertanya, "Umi, mengapa anak itu duduk di kursi roda?" tanyanya lagi, "sakit?"

Aku tersenyum sambil memikirkan jawaban tepat yang sekiranya memancing pertanyaannya lebih lanjut, "Anak itu belum tentu sakit nak tapi mungkin juga difabel."

Anakku diam sebentar kemudian bertanya, "Difabel? Apa itu difabel?"

Jawabku, "Difabel itu sebutan untuk orang yang anggota tubuhnya seperti mata, telinga, kaki atau tangannya atau organ dalam tubuhnya kurang sempurna nak."

Melihat anakku diam aku pun bertanya padanya, "Bunda yang disebelah rumah kita juga menggunakan kursi roda kan?" Anakku mengangguk. Kemudian kulanjutkan, "bunda tersebut pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya tidak bisa berjalan lagi makanya memakai kursi roda untuk membantu aktivitas dan geraknya nak."

Selanjutnya kujelaskan juga bagaimana harus bersikap jika dia mempunyai teman ataupun tetangga yang difabel. Membantu mereka tanpa menyakiti dan tetap meminta ijin sebelum mengulurkan bantuan. Anakku pun akhirnya paham megenai orang difabel.  (AH)

#TaTiTaTu

#RBMIPJakarta

#womanincooLABoration








 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Author

Author
Pembelajar yang suka tantangan, tapi agak takut mengambil resiko. Suka bertualang, terutama dengan anak lelaki kesayangan, dan menuliskannya ke dalam tulisan. Read more about me at "About Me" on the menu.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku
  • Merdeka yang Tidak Bebas
  • Aman dan Nyaman dengan Bluebird
  • Mobil Balon
  • Perjalanan Syukurku di 2021
  • Tips Mudik Ceria Bersama si Kecil
  • Menemukan Tongkat Musa Berkat Merdeka Belajar
Diberdayakan oleh Blogger

Laporkan Penyalahgunaan

  • Oktober 20241
  • Agustus 20241
  • Juli 20243
  • Juni 20242
  • November 20231
  • Oktober 20231
  • September 20231
  • Agustus 20232
  • Mei 202315
  • Maret 20231
  • Oktober 20221
  • September 20221
  • Agustus 20229
  • Juli 20222
  • Juni 20229
  • Mei 20229
  • April 20228
  • Maret 202213
  • Februari 202211
  • Januari 202219
  • Desember 20211
  • November 20218
  • Oktober 202113
  • September 202115
  • Agustus 202110
  • Juli 202113
  • Mei 202114
  • April 202127
  • Maret 202112

Trending Articles

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku

Copyright © Foodicious Theme. Designed by OddThemes