HanieAgung
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

 Misi 8 

Siap Berkarya dengan Bahagia

Matrikulasi #10 

@ibuprofesional

Setelah seminggu beristirahat sejenak dari segala rutinitas menyelam maupun menjelajah alias rehat dengan mengalirkan rasa selama ikut dalam kapal selam. Ada energi dan semangat baru. Seperti sudah plong dan lega setelah segala rasa tertuang kini tinggalah rasa nyaman dan semakin bahagia. Memang jika kita bisa mencurahkan apa yang terpendam maka kelegaan yang kita dapat.

Memulai lagi penjelajahan dimulai dengan memilih cemilan sendiri wah masya Allah. Bisa merasakan dan menikmati apa yang kita suka. 

Cemilan diantarkan oleh Baruna @Nunung Alindawati dengan racikan yang menggugah selera oleh widya iswara @Yayan Nurlian menawarkan aneka cemilan yang disukai setiap penjelajah ternyata Kaptenik memahami kegemeran kami nih hihi.

Cemilan yang dipilih haruslah dinikmati dengan bahagia nah apa sih bahagia itu ?

Definisi bahagia adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas. Hal ini memang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Hanya saja, karakteristik utamanya adalah kepuasan terhadap hidup atau momen yang sedang dijalani. (Sehatku.com/Apa Sebenarnya Definisi Bahagia Menurut Para Ahli?/ Penulis : Azelia Trifiana)

Sedangkan menurut wikipedia bahagia itu Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Bersyukur dan Berbuat Ikhlas adalah salah satu cara agar hidup akan terasa lebih tenang dan bahagia.  

Menurut Mba Yayan bahagia itu ketika seseorang yang sudah tidak lagi memerlukan diberi kebahagiaan.

Jika kita melalukan segala kegiatan itu dengan bahagia maka akan menularkan rasa itu ke hasil dari aktivitas tersebut. Contoh Berkarya yang di definisikan sebagai berikut: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata berkarya adalah mencipta (mengarang, melukis, dan sebagainya). Contoh: Orang mencari kepuasan dalam hal berkarya. Arti lainnya dari berkarya adalah mempunyai pekerjaan tetap. 

Dalam core value Ibu Profesional berkarya ini menduduki urutan ketiga yaitu setelah belajar dan berkembang artinya sebelum menghasilkan sebuah karya kan kita belajar lalu kita kembangkan.

Contoh : Memasak. Kita belajar dulu kam dari ibu atau baca resep masakan kemudian kita kembangkan wah enak nih kalau dikasih tambahan tahu atau tempe atau kacang panjang misalnya. Nah setelah matang jadilah sebuah karya 😍. Sesimpel itu tetapi berarti besar jika kita dapat menjadikannya bermanfaat buat orang lain misalnya suami dan anak jadi kenyang dan sehat. Bahagia kan rasanya ❤️

Karya ini dapat membuat kita menjadi produktif dan memberi manfaat ke orang banyak juga. 

Kegiatan kegiatan yang kita lakukan dapat kita kelompokkan dalam empat kuadran yaitu Bisa dan suka , bisa dan tidak suka , tidak bisa dan suka, tidak bisa dan tidak suka.

Kegiatan seorang ibu rumah tangga yang serasa tidak ada habisnya kita kelompokkan ke kuadran tersebut lalu dapat kita pilih dan pilah mana yang dari kuadran bisa dan suka itu paling kita ingin lakukan dan membuat kita bahagia. 


 Akhir pekan.

Risna sedang duduk berjemur di luar pagar rumah. Sesekali dia menyapa dan membalas sapaan tetangga yang lewat depan rumah. Ketika sedang ngobrol dengan tetangga yang menanyakan kesehatannya, datanglah mobil yang sangat dihafal luar kepala plat nomernya yang memang diharapkan sekali kedatangannya. Dias, putri semata wayangnya turun dari mobil sambil membawa sekantong mangga yang disusul oleh Radit, menantunya. Mereka menyalaminya. Inilah saatnya, pikir Risna.

 Ketiganya masuk ke dalam rumah yang disambut oleh Brata, suami Risna.

 “Wah, anak papa mudik,” Sambut Brata sambil mencium kening putri kesayangannya. Kemudian disalaminya Radit dengan senyum bahagia. 

Dias lalu masuk kamarnya dan meletakkan tas mungil di atas meja rias yang terletak di dekat lemari pakaian. Kemudian dibukanya pintu dan dilihatnya suami dan orangtuanya sedang duduk santai di ruang keluarga. Di meja sudah tersedia dua cangkir kopi yang masih mengeluarkan kepulan yang baunya memenuhi area tersebut. Mereka pun terlibat obrolan seru, hingga akhirnya suasana berubah ketika Risna membuka pembicaraan mengenai hal yang selama ini dia tahan untuk tidak diungkapkan.

“Radit, ibu ingin bertanya boleh?” Tanya Risna kepada Radit.

“Silakan Bu.” Jawab Radit.

“Dit, Ibu minta maaf jika banyak salah dan kata kepadamu. Mencoba memahami dan menerima ternyata sulit. Tidak dipikirkan juga tidak mungkin. Sebenarnya Ibu dan papa sudah lama ingin menanyakan ini tetapi kami menahannya sambil berharap. Ternyata harapan tinggallah harapan. Setiap ke sini kalian hanya di akhir pekan dan menginap sehari saja.” Risna diam sebentar sambil mengatur nafasnya.

“Ibu paham orangtuamu juga memerlukanmu untuk menjaganya. Kamu anak laki memang berkewajiban untuk itu. Waktu kalian belum menikah, bukankah sudah ibu tanyakan juga mengenai hal ini kemudian kesepakatan itu muncul bahwa akan tinggal di sini dan dua minggu sekali berkunjung ke rumah orangtuamu.”

“Kenyataanya hal itu hanya setahun selebihnya kalian kesini di akhir pekan. Ibu sadar bahwa setelah Dias menikah maka dia bertanggung jawab dan menjadi tanggung jawabmu. Lepas dari kami, orangtuanya. Ibu berharap sehat selalu tetapi ternyata akhir-akhir ini sering kambuh di saat ibu hanya sendiri di rumah karena papa tidak mungkin meninggalkan toko.”

Radit dan Dias diam dan saling pandang. Di sudut mata wanita cantik itu ada genangan yang hadir. 

“Bu, Pa, maafkan kami yang masih baru berumah tangga dan di posisi yang dilematis. Aku sadar telah melanggar kesepakatan sehingga membuat Ibu jadi memikirkan semua ini,” Radit mengatur nafasnya kemudian melanjutkan, “maafkan kami Bu dan Pa.”

“Supaya adil mungkin kami akan mengontrak rumah di tengah antara rumah ini dan rumah orangtuaku. Bagaimana dik?”

“Harus kita pertimbangkan masak-masak Mas.” Jawab Dias.

“Nak, apa itu merupakan penyelesaian yang adil buat semuanya?” Tanya Brata.

“Insya Allah Pa.” Radit menjawab kemudian minta ijin untuk masuk kamar.

Risna diam tanpa kata. Ini bukan jawaban. Dias anakku aku berhak atasnya, menuntut kewajiban merawatku. Pikiran berkecamuk mengoyak kelembutan dan sikap pengertiannya. Semua goyah oleh keegoisan yang muncul menguasai hatinya. Risna masuk kamarnya disusul oleh Dias. Brata memilih ke depan untuk meredam rasa yang timbul.

“Bu, maafkan aku dan Mas Radit. Mungkin ini bukan jawaban yang ibu harapkan. Untuk saat ini bagi kami inilah solusi. Berat memang bagi kita. Ijinkan kami untuk mandiri. Menata rumah tangga seperti kalian dulu yang lepas dari kakek nenek merantau ke Ibu kota.” 

Risna masih diam. Berusaha mencerna kata demi kata yang dilontarkan putrinya.

“Kami akan mencari rumah kontrakan dekat dari sini sehingga aku bisa sering mengunjungi ibu setiap hari sepulang dari kantor.” Jelas Dias. 

“Ibu mau tidur.” Hanya itu kalimat yang diucapkan Risna yang membuat Dias undur diri dari kamar itu.

Dias menuju kamar menemui Radit. Sebenarnya untuk mengontrak rumah belum ada uang nganggur dalam kamus tabungan mereka. Wanita cantik ini menyadari hal tersebut. Keputusan suaminya jarang bisa dia patahkan dengan 1001 alasan masuk akal sekalipun. 

Setibanya di kamarnya, Dias melihat suaminya sedang duduk depan komputer. Mengutak utik dunia maya mencari informasi rumah yang dikontrakkan. Wajah Radit terlihat masam. 

“Mas, maafkan orangtuaku ya. Aku tahu keputusan untuk mengontrak rumah ini bukanlah solusi yang tepat mengingat tabungan kita yang belum mencukupi. Ibu hanya butuh kenyamanan hati dengan tinggalnya kita di sini.” Dias melihat Radit masih membisu, “kusadar juga perasaanmu yang tidak nyaman. Jujur aku bingung dan tidak tahu harus bersikap bagaimana.” 

Sebenarnya ingin Dias utarakan bagaimana perlakuan mertuanya kepadanya akan tetapi dia urungkan karena bukan saat yang tepat untuk mengatakan hal tersebut terlebih melihat Radit yang hanya diam meskipun tangannya yang bergerak memainkan huruf demi huruf.

***

Pov Radit

Diam mungkin sebuah tindakan tepat saat ini, pikirnya. Sebenarnya dia malas membahas masalah ini karena belum ditemukannya solusi tepat dan adil buat semuanya. Tanpa ada yang tersakiti ataupun merasakan ketidaknyamanan. Masih jelas dalam ingatannya bagaimana kalimat demi kalimat yang dilontarkan mertuanya mengingat kebiasaannya yang masih saja lekat dalam dirinya.

Menjadi anak tunggal dalam keluarga sebenarnya tidak menjadikan dia sebagai anak manja ataupun anak mami. Memang kebiasaan yang dari kecil sudah lekat padanya masih menempel dalam dirinya contohnya menaruh baju kotor di gantungan baju kamar mandi. Bertapa sebelum mengguyur badan istilah orangtuanya karena lamanya dia kalau mandi. Kebiasaan yang sangat tidak disukai oleh ibu mertuanya yang sangat menjunjung tinggi kerapian dan disiplin waktu. 

Pacaran lama ternyata tidak menjamin bahwa kita sudah mengetahui semua yang ada dalam pasangan ataupun keluarganya. Setelah nyemplung dan setiap saat bersinggungan menjadi paham bahwa keluarga istrinya ini sangat detail bahkan dalam hal kecil sekalipun. Tidak boleh ada kotor sedikit saja di lantai ataupun meja makan tidak boleh berantakan meskipun fungsi meja itu juga merangkap sebagai tempat menaruh kaleng biskuit dan toples cemilan. 

“Mas, aduh itu jangan ditaruh disitu. Di sini tempat kunci.” Itu hanya satu dari sekian aturan di rumah ini. Keluargaku yang biasa easy going membuatku ya asal naruh yang penting di meja. 

Sebenarnya kasihan juga dengan istriku meskipun dia tidak cerita tetapi aku tahu bagaimana sikap mama sering membuat wanita yang sudah sah menjadi pendamping hidupnya itu menganak sungai di mata cantiknya. Posisi yang juga dilematis. Sepertinya kenyamanan kami yang harus diutamakan saat ini. 

Aku juga paham mama dan papa sama seperti ibu dan papa, membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Waktu untuk diberi ruang tersendiri. Ah, lagi-lagi ku tak paham isi hati perempuan dimana aku ada dalam pusarannya. Tiga wanita yang semua aku cintai dalam porsi yang berbeda.

***

Ku pura-pura memejamkan mata karena saat itu aku hanya ingin sendiri. Bom waktu sudah kulempar dan tak mungkin kutarik lagi. Awalnya Mas Brata tidak setuju ketika kuutarakan niat untuk mengatakan semuanya kepada Dias dan Radit, tetapi aku sudah tidak bisa menahan keingintahuan dan lagi-lagi egoisku timbul dan menjadikan sakitku sebagai alasan. Padahal sebelum mereka menikah aku dikenal sebagai perempuan tangguh dan setegar karang meskipun penyakit itu terus menerus memberikan efek ke organ lainnya. 

Keputusan yang sebenarnya tidak kuharapkan tetapi paling tidak hati anakku akan merasakan kenyamanan. Bukan tidak tahu jika kumelihat gurat kesedihan di wajah Dias saat hendak pulang ke rumah mertuanya. Memang putrinya perlu adaptasi. Hal ini sebenarnya membuatnya sadar bahwa perlakuannya kepada menantunya mungkin membuat laki-laki muda itu juga tidak berkenan. Meskipun yang dilakukannya untuk kebaikan Radit. Atas nama sayang dan dianggap anak. Akankah hal yang sama dasar alasanku dan besanku? Entahlah.

Kususut air mata di pipi dengan tissue yang kuambil dari meja rias. Biarlah hati ini yang bicara kepada anakku bagaimana sebenarnya seorang ibu itu mengetahui perubahan sikap anaknya meskipun tidak bisa membaca hatinya. Tidak mampu menyelaminya karena luasnya hati seluas samudera. (AH)








Minggu, 26 Juni 2022 bertempat di beranda kitchen Jakarta Selatan diadakan acara Mom's Meet Up Kumparanmom. Pukul 14:00 wib beberapa peserta sudah hadir mewakili beberapa komunitas ibu-ibu yang mendapat undangan. 

Protokol kesehatan sangat diterapkan di acara ini. Dimulai dengan swab pcr di area depan sebelum pintu masuk aula beranda kitchen. Menyebutkan nama kemudian dokter menuliskan nama di alat hasil pcr. Kemudian dokter akan membuka alat untuk swab pcr berupa alat semacam cutton but tetapi lebih tipis dan panjang. Di masukkanlah alat itu ke lubang hidung kiri dan kanan. Alhamdulillah tidak sakit. Setelah selesai peserta duduk do kursi antrian untuk menunggu hasil swab. 

Kurang lebih 5 menit hasilnya dibacakan kemudian panitia menempelkan stiker berbentuk bulat warna hijau di lengan peserts yang negatif swab pcr. 

Setelah itu peserta menuju meja regristasi dengan menyebutkan nama kemudian scan barcode peduli lindungi. Selesai, lalu dipersilakan memilih tempat duduk.

Nuansa lilac sangat terasa mendominasi ruangan. Ada 2 meja panjang dengan 4 baris kursi. Sudah ada beberapa kursi terisi. Panitia dan peserta mengenakan drescode putih dan lilac. Banyak kamera berdiri di beberapa sudut ruangan. Depan adalah panggung dengan meja dan dua kursi yang di hias sedemikian feminin yang cantik. Kumemilih duduk di depan di meja kedua karena masih kosong.

Komunitas Ibuhebatku.id ada tujuh orang yang lolos seleksi untuk menghadiri acara offline kumparanmom ini. Selain itu peserta yang kuketahui dari BCI atau birth club Indonesia dan teman kumparan.

Bintang tamu artis yang hadir di acara ini adalah Widi Mulia penyanyi jebolan ajang menyanyi tingkat asia yaitu Asia Bagus dan tergabung dalam kelompok vokal yaitu AB three.

Beliau terlihat cantik dan awet muda dengan riasan sederhana dan natural serta mengenakan baju yang sesuai drescode yaitu dalaman warna lilac atau ungu dan outer warna orange yang menambah keanggunannya. Orangnya ramah dan tidak sombong serta mau berbaur.

Acara dibuka pukul 15:30 dengan mc yang sangat cantik dan hangat menyapa kami para peserta. Psikolog mba anna juga sudah menemani mc duduk di depan panggung. Setelah perkenalan dan memberikan sedikit materi acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan curhat.

Para peserta antusias dengan mengangkat tangan berharap ditunjuk oleh panitia. O iya acara ini juga ada giveaway nya yaitu peserta aupload keseruan acara di Igs atau feed dimana yang paling menarik akan mensapatkan hadiah Rp 1.000.000,00 untuk lima pemenang.

Beragam curhat, tanggapan dan pertanyaan terlontar dari para peserta yang di jaga kerahasiaannya dengan tidak mengijinkan semua yang ada dalam ruangan itu untuk mengambil video atau merekamnya.

Mba Widi juga sesekali didaulat untuk menanggapi ataupun menceritakan kisahnya. 

Selesai sesi tersebut kemudian ada bonus healing dengan mengatur nafas untuk meredam emosi dan rasa yang bergejolak saat sesi curhat. 

Lega dan plong yang terasa. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah dan bingkisan. Kemudian foto bersama..

Setelah para pengisi acara turun dari panggung, acara dilanjutkan dengan makan bersama dengan menu yang menggugah selera tetepi bagiku sangatlah pedas. Sejenis soto atau sop iga berkuah santan dengan potongan cabai dan beberapa rawit utuh.

Selesai makan maka acara ditutup dengan Alhamdulillah ❤️.




 Pov : Anak 

Ibu menanyakan lagi mengenai kesepakatan yang memang kusepakati dengan suamiku. Kutahu dan masih hafal dengan jelas akan tetapi situasi dan kondisi diluar bayangan dan perkiraan kami. Mertuaku sudah tua dan belahan jiwaku tidak tega jika mereka hanya berdua di rumah.

Dilema bagiku.

Tanpa ibu ketahui sebenarnya suamiku mengeluh ketika tinggal di rumah orangtuaku. Kebiasaan yang biasa dia lakukan merupakan hal yang dilarang karena tidak sesuai dengan bapak dan ibu. Awalnya memang semua baik-baik saja. Adaptasi yang dilakukan masing-masing penghuni rumah pun sudah berjalan seiring seirama. 

Ombak kecil datang yang membuat suamiku merasa tidak nyaman. Menjadi cenderung diam dan sering memberikanku nada tinggi tetapi akan berubah seperti biasa ketika jadwal ke rumah orangtuanya menghampiri kami. Kerikil - kerikil yang awalnya kecil menjadi batu sandungan buat keluarga kecilku. 

Akhirnya setelah genap setahun suamiku memintaku tinggal di pondok indah mertua.

Babak baru buatku tinggal di rumah mertua. Awalnya kumerasakan kedamaian. Kehangatan yang sama dengan tempatku dilahirkan. Kegiatan domestik kukerjakan dengan sepenuh hati akan tetapi yang awalnya tanpa ada celaan lambat laun muncullah kritikan dan perkataan yang membuatku tak terasa mengalirkan sebutir dua butir air di netraku. 

Cerita yang pernah kulihat di sinetron berlogo ikan terbang ternyata kualami di usia pernikahanku yang genap setahun. Sebenarnya keinginan untuk tinggal sendiri meskipun hanya rumah petakan menjadi impianku sebelum membangun mahligai rumah tangga akan tetapi dalam kenyataannya mimpi itu hanya tinggal mimpi yang dengan cepat tergerus oleh derasnya logika demi logika yang dilontarkan suamiku.

Kususut airmata yang mulai menetes. Inikah yang juga pernah dirasakan suamiku yang mungkin tidak mampu menahan akhirnya terimbas kepadaku. Apakah juga bisa kuceritakan pahitnya perkataan orangtuanya kepada belahan jiwaku. Ku tak mampu. Ku tak bisa. Semua terpendam. 

Perkataan ibu dan bapakku mengenai keinginan supaya kami tinggal lagi bersama mereka membuatku tak mampu berkata-kata. Topeng yang menyunggingkan senyuman lah yang selalu kusuguhkan saat kumengunjungi mereka di akhir pekan. Protes ibuku kujawab dengan senyum yang aku sendiri tidak dapat mengartikannya. Ah munafiknya kau hati.

Komunikasi. Mungkin itulah jawaban dari semua ini. Bagaimana harus kumulai? Ah, lagi-lagi dalam hatiku berperang. Di satu sisi orangtua dan di satu sisi suami. Semua tidak ada yang berusaha menyelami samudera hatiku. Menanyakan perasaanku. Kenyamananku.

Berusaha menuliskannya semua dalam diari yang sudah lusuh termakan usia dan selalu basah oleh banjirnya anak sungai netraku. Memang semua harus dikomunikasikan dan dipecahkan berdua dengan suamiku. Sanggupkah aku? Itulah aku yang peragu dalam setiap mengambil keputusan. 

Benar adanya suamiku tidak sanggup tinggal dirumah bapak dan ibu. Jika menginap di akhir pekan atau hari libur masih beliau setujui. Menimbang juga kesehatan ibuku kuajukan sebuah pendapat. Belahan jiwaku memang memikirkan hal itu makanya jatah ke rumah mereka ditambah akan tetapi untuk tinggal seperti dulu sudah tidak memungkinkan mengingat dalam prinsip keluarganya laki-laki yang sudah menikah tidak tinggal serumah dengan mertuanya.

Ketika kuceritakan masalahku di rumah ini, jawabnya hanya akan dikomunikasikan dengan orangtuanya. 

Ah, inikah penyelesaian? 

Sepertinya tidak. 

Wajah ibu muncul di pelupuk mata. Wajah penuh harap aku mau menemaninya. 

Ibu, maafkan anakmu yang masih banyak harus belajar memilih. Kutak tahu dalamnya hatimu saat melihat senyuman yang kusunggingkan ketika membersamaimu di akhir pekan. Satu pintaku kepada pemilikmu, penciptamu untuk selalu menjagamu dan mengangkat penyakitmu serta menyehatkanmu. 

 "Saaaahhh!!"

Airmata membanjiri netraku. Teriakan yang diiringi tepuk tangan riuh para saksi dan tamu undangan yang menghadiri pernikahan putriku menyadarkanku bahwa surga anakku sudah beralih kepada suaminya. 

Kususut airmata ini saat kulihat putri tunggalku melihat ke arahku. Bahuku direngkuh Ibu. Hangat merasuki tubuh. Menguatkan tubuh lemahku yang tidak mampu menahan beban keharuan dan segala rasa yang ada saat menyaksikan ijab kabul.

Berjuta rasa dan pertanyaan meskipun sebelumnya sudah ada kesepakatan mengenai dimana mereka akan tinggal dan janji untuk tetap merawat dan menjagaku meskipun mantuku juga anak tunggal.

Dibandingkan papanya, anakku lah yang paling bisa mengerti dan memahami kondisiku. Kebutuhanku. 

Kegundahan yang harus kutepis ketika anak dan menantuku dibimbing untuk duduk di pelaminan artinya akupun harus mendampingi mereka. Suamiku mendekatiku kemudian memegang tanganku dan membantu memegang tubuhku supaya bisa mengayunkah langkah menuju pelaminan.

Berdiri di atas panggung pelaminan ini kucoba bersikap gagah dan baik baik saja. Itulah aku yang selalu bisa menyembunyikan segala rasa di dasar samudera hati. Sanak saudara pun mulai menaiki tangga kecil kemudian berjalan pelan menuju kursi pengantin. 

Kusalami mereka satu per satu sambil tersenyum sumringah. Lagi-lagi topeng kugunakan menutup wajah cantikku. 

****

Hampir tiga tahun usia pernikahan anakku. Memang yang kukhawatirkan benar adanya. Kesepakatan yang melambungkan hatiku berlangsung hanyalah setahun. Selebihnya kumenunggu dan berharap keajaiban.. etrsdf

Memang anak dan menantuku di awal pernikahan masih tinggal di rumah ini. Bahagia yang kurasa meskipun adaptasi karena ada "prang baru" tetaplah ada meskipun mereka pernah pacaran 4 tahun lamanya. Kusadar juga bahwa laki-laki yang menjadi suami anakku ini juga pasti berusaha beradaptasi di rumah ini.

Kumencoba jadi mertua yang baik meskipun tubuhku sudah digerogoti penyakit turunan yang melukai pankreas ini sudah berimbas ke organ tubuh lain akibat terlalu banyak obat yang kuminum sebagai ikhtiar untuk sehat. Kubantu anakku masak dan sering mengajak ngobrol mantuku. 

Memang tidak mudah bagi kami untuk beradaptasi. Ada saja yang menurutku salah melihat keseharian menantuku. Pun suami anakku ini mungkin juga merasa kurang nyaman akibat kebawelanku meskipun kulakukan karena sayang dan dia sudah kuanggap sebagai anakku jauh sebelum kata sah itu diteriakkan saksi.

Mereka memang datang ke rumah setiap dua minggu sekali. Selebihnnya tinggal di rumah besan. Awalnya aku sempat protes ke putriku. Alasan mertuanya sakit membuat ku tak berkutik. 

Barang-barang anak dan menantuku di sini juga sudah mulai berkurang dibawa ke rumah mertua putriku. Pernah kutanyakan ke anakku mengapa tidak tinggal di rumah ini lagi. Jawaban yang tidak kuharapkan pun meluncur dari bibir mungilnya bahwa mertuanya sudah tua dan suaminya tidak tega kalau meninggalkan bapak ibunya.

Deg. Serasa ribuan jarum menyerangku dan menghujamku. Kuingatkan lagi mengenai kesepakatan dan aku pun butuh dia untuk menemaniku dan membantu segala kepeluanku.

Jawabnya hanyalah senyuman. 

****

 

Hari ini umi dan Agha bermain membuat mobil balon yaitu mobil yang digerakkan dengan tenaga angin yang dikeluarkan oleh balon.

Adapun bahan dan alatnya yaitu :

1. Balon 

2. Lidi 2

3. Kardus atau botol plastik bekas

4. Sedotan biasa atau kertas yang digulung 2. 

5. Sedotan yang bisa ditekuk 1

6. Tutup botol 4

7. Lem tembak atau selotip

8. Gunting

Saat proses membuat permainan ini, kita dapat menggali kritis anak dengan cara mengamati, pancing untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, dan mencari tahu. Percobaan atau membuat mobil ini termasuk ke pengenalan sains ke anak secara sederhana.

Cara membuat dan cara bermain :

1. Ajak anak untuk mengamati berbagai bahan yang sudah disediakan.

Dengan menggunakan panca indera kita meminta anak untuk mengamati dengan mata apa yang anak lihat baik itu bentuk, warna, perbedaan, ukuran dan bahan. 

Dengan hidung apakah ada mencium bau dari bahan-bahan dan alat yang ada.

Kemudian ajak anak untuk meraba dan menyentuh bahan dan alat yang ada didepannya.

Apakah alat dan bahan itu menimbulkan bunyi? Nah bisa diujikan ke anak baik dengan cara menjatuhkan atau bagaimana yang menimbulkan bunyi.

2. Pancing anak untuk bertanya mengenai apa yang terjadi dengan cek dan cari tahu saat mulai mengerjakan.

3. Sedotan diukur dengan lebar kardus atau karton kemudian masukkan lidi. 

4. Lubangi tutup botol untuk memasukkan lidi (nomer 3). 

5. Masukkan ke empat tutup botol ke masing-masing ujung lidi kemudian sedotan di tempel ke kardus atau karton menggunakan lem atau selotip.

6. Coba gerakkan dan ajak anak mengamati apa yang terjadi. Mobil sederhana tadi bisa bergerak atau tidak. Bagaimana cara menggerakkan? Mengapa bisa bergerak?

Semua bisa di cek dan cari tahu.

7. Balon masukkan ke ujung sedotan yang bagian tekukan lalu di selotip rapat.

8. Tempelkan sedotan ke atas badan karton menggunakan selotip

9. Tiup balon lalu lepaskan 

10. Mobil akan bergerak dengan kecepatan sesuai besar kecilnya balon

Saat mobil ini bergerak maka anak akan mengamati dan belajar tentang cara kerja angin dan udara. Atau lebih tepatnya tekanan udara 

Selain ditiup balon juga bisa dipompa. Dengan begini pun anak juga belajar mengenai angin dan mengapa balon bisa membesar saat ditiup atau di pompa.

Mengisi liburan dapat dilakukan dengan banyak cara selain dengan mengajak anak untuk ke kampung halaman ataupun berwisata.

Membersamainya dengan aneka ragam permainan maupun kegiatan yang positif seperti membuat kompos, menanam, memasak, membuat atau DIY dari barang bekas, olahraga, membaca, maupun kegiatan alam misalnya berjalan kaki di sekitar rumah sambil mengenalkan ciptaan Allah.

Kegiatan yang dilakukan bersama keluarga tentu lebih menyenangkan. Selain untuk mengisi waktu kegiatan yang dilakukan tersebut sekaligus melatih dan mengajarkan anak mengenai practical life, juga semakin mengasah kemampuan dan aspek perkembangannya seperti motorik halus, motorik kasar, agama, bahasa, seni, sosial kemandirian, kognitif. 

Nah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui kan?





Siang hari ini ada pelatihan ibu penggerak dimana narasumbernya adalah Kak Enlityosari Singgih dan diriku bertindak sebagai moderator.

Pukul 12:45 beberapa peserta pelatihan sudah memasuki ruangan zoom. Batch 5 ini memang luar biasa antusias dan semangatnya patut diacungi dua jempol. 

Pukul 13:00 Mba Novie selaku operator menayangkan beberapa video yang berkaitan dengan materi sesi keempat ini yaitu Tiga Dosa Besar Pendidikan. 

Setelah peserta mencapai 50 akhirmya kubuka dengan salam dan menyapa beberapa peserta yang berasal dari berbagai wilayah di tanah air.  Kuperkenalkan diri dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sidina community, para peserta, narasumber dan juga media partner yang sudah mensupport kegiatan pelatihan yang juga di fasilitasi oleh Kemendikbud Ristek Republik Indonesia.

Kemudian kuajak para peserta untuk yel yel yaitu : Ibu Penggerak, saya siap, kamu siap dan kita siap. 

Semangat yang luar biasa menggelora dalam jiwa para peserta pelatihan ibu penggerak batch 5. Pembelajar sejati.

Kupersilakan Kak Sari untuk menyampaikan dan memaparkan materinya.

Awalnya Kak Sari share screen mengenai 3 gambar yang harus ditebak oleh peserta dimana jawabannya adalah intoleransi, perundungan, pelecehan seksual, sesuai dengan materi yang akan di paparkan siang ini.

Slide demi slide Kak Sari paparkan dengan santai dan jelas disertai beberapa contoh yang akrab dengan para peserta. Kemudian beliau juga mempersilakan para peserta untuk sharing maupun mengungkapkan pendapat bahkan ada yang bercerira mengenai bully yang pernah dia alami hingga membuatnya menderita bipolar. Alhamdulillah nya si ibu ini bisa bangkit dan menunjukkan prestasi yang luar biasa, berdamai dengan masa lalu, memaafkan yang membullynya dengan jalan menerima mereka sebagai pegawai di perusahaannya.

Masya Allah. Menganak sungai mata ini mendengar cerita beliau dan kebangkitan dari keterpurukannya.

Sesi tiga dosa besar pendidikan memang favorit bagi para peserta pelatihan ibu penggerak karena dapat menjadi ajang untuk mencurahkan perasaan, berbagi pengalamam, mengeluatkan segala rasa yang terasa sakit tanpa luka dan darah.

Pun demikian pula dengan kisah seorang ibu dimana beliau juga pernah menerima perlakuan yang diskriminasi tanpa bisa mengadu karena dianggap hanya bercanda. 

Beda tipis memang bercanda dengan bullying ini. Jika dimasukkan hati dianggap baper lalu bilang hanya bercanda. Yap bercanda bagi si pelaku tetapi berakibat yang traumatis bagi si penerima bully.

Memberikan kesadaran kepada anak supaya tidak melakukan hal yang seripa. Stop semua tindakan yang merupakan dosa besar yang menodai dunia pendidikan. Bahkan orang tua juga perlu menjaga ucapan dan tindakan yang kadang secara tidak sadar memberikan luka batin dan membully anak secara tidak sengaja.

Pelatihan pun ditutup setelah jarum jam menunjukkan pukul 15:00. Closing statement dari Kak Sari sungguh membuat diri ini merasa perlu untuk meneteskan airmata keharuan saat mengucapkan : hai terimakasih agung handayani, kamu hebat, kamu kuat, ku wanita, ibu dan istri yang baik. Lalu pelukan menghangat dalam setiap sanubari.

Terimakasih pun kuharurkan dan salam penutup mengakhir pelatihan ibu Penggerak batch 5 di sesi keempat ini. Alhamdulillah ❤️





 Jurnal Aliran Rasa

Matrikulasi #10


Penjelajahan Samudra Amarta terus berlanjut. Misi demi misi, petualangan demi petualangan..

Beragam rasa terbemtuk

Beragam kisah terpatri 

Beragam cerita terekam indah dalam jejak memori..


Kaptenik Siti Rohmah dan Baruna Rusfi Hayani menyapa hangat di pagi yang cerah ditemani kak Nurlian yang selalu menyemangati kami dalam setiap sapa dan tegurnya.


Secangkir teh, kopi, susu, air putih menemani sepiring penuh kue yang beraneka ragam bentuk dan rasa. Mengundang selera untuk segera mencicipinya bersama para teman penjelajah.


Coffe break berupa Aliran Rasa dimana para penjelajah kapal selam tembis pandang mengalirkan rasa yang selama ini terpendam selama penjelajahan. 


Sajian yang kali ini menguras emosi dan rasa. Bahkan tanpa sadar anak sungai bertengger di pelupuk mata tanpa basa basi. Penuh kuasa menaklukkan hati untuk mengungkapkan rasa dan kunci terbukanya topeng yang selalu tersenyum.


🎓 Apa yang dirasa selama perjalanan dan menjelajah samudera?

❤️ Bahagia 

Yap bahagia karena apapun peran dan aktivitas yang kita ambil dan lakukan harus dengan bahagia. Sebab ibu yang bahagia maka keluarga pun bahagia. Kebahagiaan karena bersama bestie Andrameda Kartika dan teman penjelajah lainnya yang selalu saling menguatkan, support, dukung dan berbagi informasi serta saling mengingatkan. Bahagia mempunyai teman-teman baru yang sepemikiran dan seperjuangan.


❤️ Sedih 

Perasaan yang hadir saat mengetahui ada beberapa teman penjelajah yang memdapat koper eliminasi untuk kembali ke kota TRANSCITY HARMONI IIP .


❤️ Semangat 

Keinginan untuk terus belajar sesuai dengan core value IBU PROFESIONAL menerapkan merdeka belajar dimana seorang ibu juga merupakan pembelajar sepanjang hayat dan suntikan kata penyemangat saat berbelanja dengan kakak-kakak senior di HIMA merupakan semangat tersendiri bahwa aku pun bisa, kami pun bisa keluar zona nyaman. Semangat menyelesaikan misi demi misi dengan kesungguhan dan sepenih hati


❤️ Bingung 

Awal pertama memang ini yang di rasakan hihi. Ni mau apa ? Dibawa kemana? Untuk apa ? Mau belajar apa? Kok aneh-aneh? 

Mengapa pake games menjelajah samudera segala?


Semua terjawab setelah ikut kelas dan menjelajah. Ternyata seru dan tidak membosankan. Healing meskipun bukan secara nyata akan tetapi rasanya berbeda antara belajar dengan cara games begini dengan yang biasanya yang kadang serasa kaku dan tegang hihi


❤️ Bersyukur 

Alhamdulillah itulah kata yang terucap mewakili berjuta perasaan yang membuncah di dada. Mengikuti kelas kemudian membuat jurnal saat mengerjakan misi seolah menguji dan melatih tangan untuk menuangkan dalam goresan pena. Kekurangan dalam mendesain membuatku di awal agak down terlebih melihat karya bagus dan keren para penjelajah.


Ketika teripang dengan bintang tamu mba Sokoomah ketua wag 1 yang menuliskannya dengan penuh perasaan membuatku bersyukur karena membangunkan aku "Hey, tulis saja!".


Akhirnya kumenggoreskan pena dan menarikannya untuk menghasilkan jurnal yang dikerjakan dengan sepenuh hati dan kesungguhan.


🎓 KENDALA YANG DIALAMI

Setiap hal selalu ada kerikil yang menjadi penghalang ataupun memberikan sejuta hikmah.


Begitupun dalam perjalanan di matrikulasi #10 ini. Kendala yang dialami adalah :

❤️ Manajemen waktu yang masih harus bongkar pasang dan kandang waktu yang masih harus diselaraskan dengan kegiatan.


❤️ Manajemen Gadget, hal ini diebabkan masih menganggap sesuatu penting hingga akhirmya masih bertahan dan bercokol dalam gawai padahal jika ditelaah hal itu mungkin tidak lagi penting. 


Sayang membuang file ataupun hasil jepretan memang menelan memori yang tidak sedikit. 


Ada waktu khusus untuk berkutat dengan gawai karena kesalahpahaman dari beberapa pihak yang terkesan sebagai ibu yang "main hape melulu" 🤣😭


❤️ Tulisan di video misi kadang terlihat kecil padahal mungkin biasa ya bagi penjelajah lainnya hihi.. tetapi itu kendala sendiri buatku karena tulisan kabur saat dibaca haha entah sensi sama diriku kali ya 🤣🤣 


Setelah mengungkapakan berbagai rasa dan mengalirkannya secara lisan dan tulisan ternyata memberikan rasa baru yaitu lega dan lebih bahagia. 


Perasaan yang ternyata tidak hanya sendiri yang merasakan akan tetapi teman penjelajah pun sama.


Menyeruput kopi yang kesekian kalinya dengan rasa yang sudah berbeda dari seruputan pertama. Semua terasa lebih manis, merasa lebih berharga.


Kapal selam pun melaju pelan menyusuri kedalaman samudera. Membuka tabir rahasia lautan maha luas, menampilkan mutiara yang berkilau setelah sang kerang dengan penuh suka cita membuka tanpa ragu. 


Semangat menjelajah.. 

Selesaikan misi dengan bahagia.. 

Ayo teman penjelajah..

Kita bergandengan dengan bahagia.. 


Pelabuhan Cahaya sudah menanti

Ayo kita semua menyelesaikan misi tanpa nanti 


❤️🥰

 Misi 6

Karakter Moral 

Matrikulasi#10


Menjelajah Samudera Amarta sudah hampir mencapai dasar. Pemandangan indah nan elok terpampang di depan mata melalui kapal selam yang tembus pandang. Kaptenik Siti Rohmah memerintahkan para ABK untuk menjalankan kapal dengan pelan supaya para penjelajah dapat memuaskan netranya untuk mengagumi keindahan bawah samudera.


Para Baruna membantu para penjelajah sehingga tidak tersesat selama dalam kapal selalu mengingatkan santapan sehat yang dikonsumsi seperti saat makan malam ini.


Widya Iswara Hamidah Rina Mantiri menyajikan sajian istimewa berupa karakter moral yang diracik dengan bumbu rahasia yang sedap nan menggoda selera 


Para penjelajah termasuk aku dan bestiku Andrameda Kartika mencicipi hidangan tersebut kemudian kami coba untuk mengolah dan meraciknya. Terlebih lagi resep rahasia itu telah diungkapkan oleh chef Hamidah selaku widya iswara.


Karakter Moral Ibu Profesional


Karakter moral ibu profesional ada lima yang wajib dimiliki dan diketahui oleh ipers serta dipahami untuk menunjukkan value yaitu hal yang baik sehingga tanpa kita bilang sebagai member di Ibu Profesional tapi orang akan tahu dari tingkah laku kita. Adapun karakter tersebut adalah : 


❤️ Karakter 1 yaitu : Never Stopped Running The Missions a live.

Perempuan selalu menjalankan misi dalam hidupnya tanpa henti untuk tujuan hidupnya. Terus berjuang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. "Andaikata 1000 ibu berjuang itu adalah saya, andaikata 100 ibu yang berjuang itu adalah saya, andaikata 1 ibu yang berjuang itulah saya"

Perempuan yang gigih, sungguh-sungguh, terus bergerak dan tangguh. 


Ilmu yang perlu dipelajari seorang perempuan satu dengan lainnya bisa jadi berbeda karena visi dan tujuan yang berbeda pula. Ilmu tersebut antara lain : komunikasi pasangan, kesehatan ibu dan anak, parenting, memasak, mandiri finansial, Sustainable Living.


❤️ Karakter 2 : Don't Teach Me I Love to Learn 

Aku suka belajar karena keingintahuan yang menggunung untuk mencari ilmu dengan belajar sesuai dengan core value pertama yaitu belajar. Dengan belajar kemudian membuat kita menjadi berkembang. 


❤️ Karakter 3 : I Know I can be Better

Perempuan yang selalu upgrade ilmu dan belajar untuk berusaha lebih baik lagi.


❤️ Karakter 4 : Always on Time

Berusaha untuk tepat waktu dan menghargai waktu. Disiplin waktu sesuai kesanggupan dan komitmen serta dilakukan secara konsisten maka akan menjadi terbiasa melakukan contoh solat dikerjakan di awal waktu.


❤️ Karakter 5 : Sharing is Charing

Ibu Profesional itu sayang sesama. Berbagi ini maksudnya dalam hal ilmu dan pengalaman yang sudah dijalankan. Tidak pelit ilmu. 


Selain ilmu juga berbagi informasi tetapi harus mengingat prinsip 3B yaitu baik, benar dam bermanfaat. 


Demikianlah karakter moral Ibu Profesional dimana karakter tersebut tidak diajarkan tetapi ditularkan melalui mantra ibu profesional yaitu : main bareng, ngobrol bareng dan beraktivitas bareng.


🥰 Perasaanku setelah mengetahui karakter moral ibu profesional


Awalnya saat widya iswara hamidah menjelaskan dan memaparkan rahasia sajian hidangan utama saat makan malam yaitu lima karakter moral yang saling berkaitan dan penting untuk dimiliki sebagai ibu pembelajar yang ingin menjalankan core valuenya dengan merdeka belajar. 


Lima karakter moral tersebut kupahami, kukunyah dengan pelan karena ada yang aku banget dan ada pula yang bukan karena memang perlu diasah dan dilatih lagi.  


Kumerenung dan menemukan suatu kesimpulan bahwa apa yang kualami mungkin belum apa-apa dibandingkan orang lain. Setiap perempuan itu berjuang bahkan dari dia terlahir di dunia ini sampai saatnya dia kembali ke pangkuan-Nya. 


Misi hidupku yang ingin bermanfaat untuk orang banyak sesuai dengan tujuan hidup yaitu berbagi lillah karena Allah dihubungkan dengan karakter moral ibu profesional membuatku meracik ulang, meramu kembali serta kusajikan dengan platting yang berbeda. Lebih cantik dan elegan tentunya meskipun belumlah sempurna.


🥰 Reflesi Diri


Sebagai seorang perempuan aku sadar bahwa dari lahir aku sudah mempunyai misi hidup serta peranku pun sudah ditetapkan dimana tugasku sebagai manusia adalah taat.


Saat masih kecil keingintahuanku memang sudah muncul. Bapak menceritakan dimana aku keluar masuk TK sampai tiga kali padahal belum cukup umur istilah jawanya untul bawang. Penuh ide untuk menambah uang saku yaitu berjualan keliling dan membuat lotre permen cicak. 


Semangat belajar luar biasa kata orang tuaku meskipun kusadar lebih hafal rumus dibandingkan dengan resep masakan bahkan ada yang bilang agung masak air pun hangus hihi.


Yap keterampilan hidup yang malah kulupakan sehingga setelah menikah itulah ilmu yang kupelajari dari suamiku yang lebih jago dalam urusan domestik rumah tangga. 


Semangat belajar itu sampai saat ini terus bergelora terlebih saat keinginan untuk selalu membersamai anak dalam kesehariannya yaitu diriku yang sebagai ibu dan membersamai suami karena diriku yang seorang istri. Ilmu parenting mengenai keluarga, pasangan serta tumbuh kembang anak. 


Aku tahu aku bisa lebih baik bukan untuk mengejar dan menerima piala sebagai perempuan yang sempurna tetapi lebih baik dari sebelumnya dan selalu berusaha memperbaiki diri itu merupakan piagamku.


Memang beberapa kesibukan membuat waktu yang sudah dikandangkan dan di buat agendanya masih belum baik dalam manajemen waktu. Berusaha mengerjakan di awal setiap pekerjaan tanpa menunda dan hadir tepat waktu saat belajar. 


Sebagai pembelajar dan membersamai keluarga memang banyak ilmu serta pengalaman yang kumiliki. Keinginan membagikannya ada terapi ketakutan dan kurang percaya diriku kadang menjadi penghalang. Padahal kusadar bahwa ilmu yang dibagi akan semakin membuat kita bertambah pengetahuan. Takut pada resiko yang mungkin akan timbul inilah masuk ke penghalangku.

Masih perlu pembenahan memang untuk dapat menjiwai lima karakter moral ini.


🥰 Karakter yang Perlu di Asah

Berdasarkan refleksi yang kulakukan serta kuhubungkan dengan peta belajar dan core value dapat kutarik kesimpulan bahwa karakter yang perlu aku asah adalah sharing is caring dalam hal public speaking untuk meningkatkan kepercayaan diriku serta untuk melakukan cancel.. cancel.. cancel.. untuk takut pada resiko dengan go belajar dan lebih menguasai ilmu yang akan dibagikan baik dalam kulwap ataupun zoominar.


Beberapa kali mengikuti kulwap mengenai public speaking ini membuatku tersadar untuk lebih mengembangkan diri dengan mempersiapkan bahan atau materi, sadar bahwa setiap hal selalu ada resiko yang harus dihadapi bukan untuk ditakuti bahkan ditinggal lari.


Sebagai perempuan yang tangguh dan profesional harus siap sedia menghadapi tantangan dan berpikir kreatif saat masalah timbul pada waktu mengisi kulwap maupun zoominar.


Berlatih langsung dengan menjadi moderator untuk mengasah kecakapan dan mengurangi kekurangpedean dengan menambah jam terbang. 


🥰 Karakter yang Perlu di Latih

Always on time merupakan karakter moral yang sangat perlu untuk aku latih karena kusadar kekuranganku yaitu lamban, tidak cak cek (bahasa jawanya), tidak ingin setengah-setengah, terlalu khawatir untuk sesuatu yang mungkin tidak perlu dikhawatirkan 🤭 


Membuat lagi kandang waktu dengan meletakan kegiatan yang tepat di kuadrannya dan menyelesaikan tepat waktu serta membuat daftar kegiatan atau to do list yang mulai kulakukan dari hari Rabu sampai hari ini.


Menjadwalkan kegiatan di Selasa malam untuk hari Rabu.. begitu seterusnya.


To do list = Rabu

04:30 - 05:30 : solat, zikir, mengaji, menulis --- > belum sesuai 

05:30 - 08:00 : belanja, masak, cuci piring -- > ternyata lebih 1 jam 

09:00 - 10:00 membersamai anak -- > anak minta lebih waktunya

12:00 - 13:00 : me time karena kadang bisa tidur meskipun hanya 5 menit.

13:00 - 15:00 : anak tidur jadi untuk screen time atau setrika --> akhirmya untuk gadget

16:00 - 19 :00 membersamai anak dan suami --> tidak sesuai karena membalas chat di gadget

20 :00 - 22: 00 capacity building pengurus Gerakan Binar 


Melihat agenda di hari Rabu yang belum sesuai lalu mencoba di hari Kamis yang Alhamdulillah mengalami peningkatan yaitu mulai sesuai dengan list yang dibuat.


Sedangkan pada hari Jumat karena belanja di dua tempat akhirmya menambah jam waktu domestik pagi sehingga anak protes karena berkurangnya waktu membersamainya terlebih hari ini anak diajak ke kelurahan oleh abi nya dan solat Jumat di masjid yang jaraknya lumayan karena anak tidak mau ke masjid di kampus UP. 


Protes anak berujung tantrum membuatku mengkaji ulang bahwa food preparation harus diterapkan lagi meskipun dengan uang belanja yang diberikan secara harian jumlahnya jauh berbeda saat diberikan secara bulanan. 


Menyelesaikan tugas pembelajaran di awal waktu juga diperlukan meskipun kusadar itu juga kelemahanku yang kadang menunda karena tidak ingin setengah-setengah hasilnya. 


Dari karakter moral ini ternyata banyak yang tergali untuk dibenahi dan di asah dan kutingkatkan lagi. 


Setelah kurenungkan malam ini kumerasakan perubahan itu yaitu lebih teratur dan dapat meletakkan kegiatan sesuai kandang waktunya. Padahal sebelumnya kandang waktu tidak sesuai dan sering molornya alias ngaret. 

Ketika mengerjakan solat di awal waktu juga membuat hati lebih tenang, pekerjaan ataupun kegiatan yang dilakukan juga menjadi lebih ringan dan mudah. Hanya hari ini tadi yang membuat anak sampai tantrum karena domestik tadi pagi yang over waktunya sampai pukul 10:00. 


Mencoba belajar lagi mengenai manajemen waktu maupun to do list semua kegiatan supaya tidak ada yang terlupa memang sangat diperlukan.


Karakter moral ini ada bukan untuk menjadikan kita sebagai perempuan yang sempurna tetapi membuat kita menjadi lebih teratur, berperan lebih bahagia, dan menyadari bahwa perempuan pun tangguh, tegar dan mampu menjadi sandaran buat suami dan anak saat gelombang kehidupan melanda. 


Pembelajar sepanjang hayat ranpa melupakan peran sebagai istri dan ibu, berbagi tanpa melupakan prinsip 3B, menjalankan core value saat berperan dalam keluarga maupun keluar dari zona nyamannya itulah perempuan yang berkarakter yang selalu bahagia ❤ 


Menikmati hidangan utama yang lebih nikmat dibandingkan sebelumnya membuat senyumku merekah untuk bersiap memperbaiki diri, memantaskan diri because I Know I can be Better.. 


#Zona3

#karaktermoralibuprofesional

#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta

#Matrikulasi10

#InstitutIbuProfesional

#IbuprofesionalforIndonesia

#ip4d2022

#womwnincooLABorwtion


️

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Author

Author
Pembelajar yang suka tantangan, tapi agak takut mengambil resiko. Suka bertualang, terutama dengan anak lelaki kesayangan, dan menuliskannya ke dalam tulisan. Read more about me at "About Me" on the menu.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku
  • Merdeka yang Tidak Bebas
  • Aman dan Nyaman dengan Bluebird
  • Mobil Balon
  • Perjalanan Syukurku di 2021
  • Tips Mudik Ceria Bersama si Kecil
  • Menemukan Tongkat Musa Berkat Merdeka Belajar
Diberdayakan oleh Blogger

Laporkan Penyalahgunaan

  • Oktober 20241
  • Agustus 20241
  • Juli 20243
  • Juni 20242
  • November 20231
  • Oktober 20231
  • September 20231
  • Agustus 20232
  • Mei 202315
  • Maret 20231
  • Oktober 20221
  • September 20221
  • Agustus 20229
  • Juli 20222
  • Juni 20229
  • Mei 20229
  • April 20228
  • Maret 202213
  • Februari 202211
  • Januari 202219
  • Desember 20211
  • November 20218
  • Oktober 202113
  • September 202115
  • Agustus 202110
  • Juli 202113
  • Mei 202114
  • April 202127
  • Maret 202112

Trending Articles

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku

Copyright © Foodicious Theme. Designed by OddThemes