HanieAgung
  • Home
  • About Me
  • Contact Me
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Pada hari Sabtu, 13 Juli 2024 di Graha Hartika, Bekasi diselenggarakan acara Kumpul Member Sidinacorp.com Jawa Barat dan Banten. 

Acara berlangsung meriah dan seru terutama ibu ibu menambah ilmu dari para narasumber mengenai Kurikulum Merdeka, apa sih peran ibu dalam Kurikulum Merdeka dan yang disukai ibu ibu yaitu taburan hadiah baik games, doorprize, sesi tanya jawab selain itu anak anak juga dapat hadiah. 

Makanan dan snack yang lezat dan mengenyangkan Alhamdulillah 🥰  

Susi Sukaesih, Founder Sidina Commuity 

❤️ Bapak Anang Ristanto, S.E. (Plt Kepala BKHM Kemdikbud.go.id )


Dalam membuka acara Bapak Anang Ristanto mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan salam serta rasa terimakasih kepada Bapak Anindito Aditomo, Mba Ainun, Mba Susi  founder Sidina Commuity,  Ibu - ibu yang sudah hadir dalam keadaan sehat dan bahagia untuk mengikuti sosialisasi tentunya terkait program kemdikbudristek dengan tema Peran Orang Tua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

Selain itu secara khusus juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Mbak Susi Sukaesih yang selalu setia berkolaborasi dengan BKHM dan kemdikbudristek untuk bersama-sama memajukan pendidikan. 

Menurut Bapak Anang, orang tua merupakan salah satu bagian penting dari pusat pendidikan jadi keluarga, sekolah, masyarakat dimana ketiganya memiliki peran di dalam proses pendidikan dan pembelajaran saat ini, serta saling mengisi dan memperkuat satu dengan yang lainnya. Tentunya orang-orang yang memiliki peran yang sangat besar adalah orangtua mau berapapun usianya maupun tingkat pendidikannya. 

Anak-anak yang berprestasi juga tentunya tidak terlepas dari peran dari orang tua sehingga peran orang tua sangat diperlukan untuk menggali potensi dan memiliki karakter yang menjadi lebih baik. 

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah kebijakan yang lebih efektif untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam menentukan metode pembelajaran, dan potensi lingkungannya sehingga saat itulah yang akan berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. 

Orang tua memberikan dukungan moral dan juga fisik karena anak akan merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam hidup dan pembelajaran. Jika orang tua juga mendukung dan selalu hadir untuk mendampingi anak-anak dalam belajar dan orang tua merupakan tokoh panutan bagi anak-anaknya, keteladanan yang baik. Orang tua akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak dalam belajar, menunjukkan rasa ingin tahu, kritis yang sangat ingin belajar maka anak-anak pun juga mengikuti. 

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya, orang tua dalam hal ini juga dapat berperan dengan mengidentifikasi minat dan juga bakat dari anak-anaknya serta memberikan fasilitas dan dukungan yang di perlukan untuk mengembangkan potensi anak-anak kita dan dengan demikian maka anak kita akan dapat berkembang sesuai dengan potensi masing-masing, menekankan pada pengembangan kreativitas dan kemandirian siswa. Orang tua dapat memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi, mencoba belajar dari pengalaman. Harapannya anak-anak akan menjadi lebih kreatif dan mandiri dalam menghadapi tantangan belajar.

Pesan Bapak Anang yaitu di era globalisasi ini di mana teknologi komunikasi juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak yang tentu juga perlu ada peran orang tua dalam pendidikan anak yang semakin kompleks. Merdeka Belajar adalah langkah maju dalam sistem pendidikan kita namun keberhasilan sangat tergantung pada sinergi antara sekolah, guru dan juga orang tua dan pada kesempatan kali ini mari kita bersama-sama mendukung anak-anak kita dalam mengejar pendidikan mereka yang berkualitas sehingga mereka nantinya dapat menjadi generasi yang cerdas, kreatif dan berakhlak mulia menjadi generasi emas. Selain itu juga mengajak Ibu - ibu bergerak bersama untuk pendidikan di Indonesia dan tentu dengan wadah komunitas. Salah satu caranya dengan melaksanakan peran sebagai orang tua dengan baik dalam mendukung implementasi kurikulum merdeka.

❤️ Bapak Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D (Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan)  

Dalam kesempatan ini, Bapak Nino ( Panggilan akrab beliau), mengungkapkan bahwa selain siswa yang belajar diharapkan memang guru juga punya keinginan untuk belajar lebih lanjut, orangtua juga punya keinginan yang sama untuk belajar maka pendidikan akan lebih baik untuk anak. 

Filosofi merdeka belajar merupakan gagasan dari Ki Hadjar Dewantara dimana gagasan beliau jauh melampaui jamannya yaitu mengenai pembelajaran diferensiasi. 

Metafora pendidikan sebagai akar atau kebun, guru sebagai tani yang menumbuhkan anak sesuai dengan kodratnya. Merdeka belajar bukanlah hal baru yang sekarang diterjemahkan menjadi sistem yang utuh

Tujuan pendidikan dari sisi individu yaitu : siswa menjadi manusia yang mandiri, bisa berdiri atas kekuatan sendiri, berpikir merdeka yang tidak tergantung dari orang tua atau orang lain dalam pengambilan keputusan. Sedangkan sisi masyarakat yaitu siswa dapat menjadi manusia yang peduli kepada masyarakat dan ada empatinya.

Proses pembudayaan menjadi institusi nilai-nilai kultural, moral, spiritual, sosial kita kepada generasi selanjutnya. Supaya anak kita tidak hanya dari satu sisi saja yang berpikir kritis, kreatif tapi tidak peduli pada masyarakatnya, kita yang akan susah jadi sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu dibikin keduanya yaitu kita bikin anak merdeka, berpikir kritis, kreatif tapi sekaligus anak - anak yang peduli secara sosial. Mereka tahu bahwa tujuan mereka dalam hidup tak hanya sukses untuk dirinya sendiri tetapi sukses juga membangun komunitas seperti komunitas Sidinacorp.com ini yang tumbuh dari bawah untuk saling belajar, saling menguatkan sehingga proses pendidikan menjadi lebih baik dimana hal tersebut merupakan perwujudan dari nilai - nilai Ki Hadjar Dewantara. 

Yang dimaksud dengan gagasan melampaui jamannya bisa ditemukan di teori atau filosofi pendidikan barat dimana kita mengenal pendidikan memiliki dua wajah yaitu kreatif - inovatif dan implikasi. Dimana menciptakan yang baru maka yang lama akan ditinggalkan. 

Era kecerdasan buatan seperti saat ini mesin tidak hanya mencari informasi tapi juga menciptakan, menganalisis di internet, mengevaluasi dan memberikan informasi baru kepada kita berupa karya tulis, gambar, video. Hasil dari belajar hal yang baru akan mengganggu yang ada sebelumnya, pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh sarjana misalnya dulu asisten yang menganalisa sekarang ada AI dimana bisa lebih cepat dan akurat. 

Anak kita akan menjadi pelaku dari inovasi. Sisi pertama dari tujuan pendidikan, anak kita sebagai manusia merdeka yang hasilkan inovasi - inovasi yang mewarisi nilai luhur kebangsaan kita yaitu filsafat bangsa kita adalah Pancasila. Lima nilai luhur yang tertuang dalam sila Pancasila yang kita wariskan kepada generasi selanjutnya.

Maka kurikulum merdeka, standar kompetensi kelulusan yaitu kompetensi dan karakter yang bicara lebih tentang individu sebagai manusia merdeka yang inovatif literasi, numerasi, bernalar kritis, berpikir kreatif, kemandirian itu adalah kompetensi dan karakter yang lebih banyak bicara mengenai kapasitas individu yaitu inovator berdaya, mandiri juga berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong. Kita bicara tentang nilai-nilai keindonesiaan yang kalau anak kita berhasil menumbuhkan nilai-nilai itu mereka bukan sekedar menjadi individu yang inovatif tetapi akan tahu mereka punya tanggung jawab sosial dan ini terbukti. 

Saat ini yang monopoli sekarang adalah teknologi kecerdasan buatan yang tidak memiliki rasa tanggung jawab sosial teknologi bisa merusak masyarakat kalau mereka yang dipikirkan hanyalah keuntungan buat perusahaan mereka akan memaksimalkan profit bagi perusahaan menggunakan teknologi tanpa peduli dampaknya kepada masyarakat. 

Dalam proses mencapai tujuan hidup tercermin dari dua hal yaitu :

1. metafora, pendidikan merupakan proses menumbuhkan, proses menyediakan ladang yang subur menyediakan lingkungan yang baik bagi optimalnya tumbuhnya benih-benih yang unik misalnya benih padi jangan dipaksa menjadi benih singkong jadi tugas guru adalah menyadari apa keunikan kelebihan dan kekurangan anak serta menyediakan lingkungan yang cocok supaya anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi versi terbaik dirinya. 

Kurikulum Merdeka mengurangi materi di akademiknya karena kurikulum dibuat oleh akademisi dan ahli jadi paham jika ilmu pengetahuan dia sangat penting sehingga orang Indonesia belajar dari ilmunya. Misalnya ahli sejarah anak akan disuruh menguasai atau belajar begitu banyak informasi sejarah ini yang diubah di Kurikulum Merdeka materi yang berlebih dikurangi karena filosofi Ki Hajar Dewantara dan semua anak itu bakat minatnya ada di bidang akademik ada juga yang di bidang lainnya contohnya di bidang sosial misalnya mampu mengatasi konflik itu termasuk bakat dan potensi yang luar biasa yang dibutuhkan masyarakat ada juga anak yang berbakat dalam seni budaya dan olahraga.

Jika 100% bahan pelajaran kita wajibkan untuk dituntaskan maka anak yang bakatnya beragam tadi merasa tidak bakat dalam akademik merasa bodoh dan tertinggal karena yang dipelajari hanya akademis saja merasa terasing di sekolah, merasa bodoh dan dilabeli nakal maka anak tersebut akan mencari validasi terhadap harga dirinya, siapa dirinya dengan melakukan kegiatan yang merusak untuk itulah kita kurangi materi wajib dan ada materi untuk pembelajaran berbasis proyek yang diharapkan dapat mengakomodasi dan menstimulasi bakat anak.

Di kurikulum merdeka bakat dihargai sehingga sebagai bagian utama dari tujuan pembelajaran dan dari kurikulum itu sendiri. Project ini menjadi wajib atau menjadi bagian yang utuh bukan ekstra atau tambahan tetapi adalah bagian inti dari kurikulum dan pembelajaran. 

2. Tut Wuri Handayani yaitu peran sebagai pendidik multidimensi memberi teladan dan mendampingi anak dalam belajar sehingga anak-anak menjadi pribadi yang mandiri dan orang tua sebagai support sistemnya. 

Materi yang disampaikan guru terlalu banyak akan menyusahkan guru yang harus menuntaskan materi yang banyak seperti di kurikulum sebelumnya. 

Guru mengembangkan potensi anak dan karakternya. Buku paket hanya sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan. Sekarang sekolah tidak ada ujian nasional karena kalau masih diberlakukan maka guru hanya akan mengejar materi dan apakah hal itu akan membuat sekolah dapat meningkatkan literasi, numerasi, karakter anak? 

Sekolah dan guru belajar untuk meningkatkan cara pembelajaran kepada murid sehingga anak lebih cinta belajar, kerjasama, berprestasi dan berkarakter.

Contoh tentang PPDB yaitu ada sekolah favorit jadi tidak bisa memilih murid yang diterima yang pandai saja. Beragam. Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah dan murid untuk sama sama berusaha. Sedangkan untuk sekolah non favorit tidak akan kekurangan murid. Sekolah dan anak juga lebih berusaha. 

Contoh P5 yang sama sekali tidak harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu pemilihan ketua OSIS dimana anak lebih terlibat, pemikiran tentang partisipasi, dan demokrasi. Hal itu bisa dilakukan saat jam pelajaran. 

Karakter bisa distimulasi  Peran orang tua berdialog dengan kepala sekolah dan punya daya tawar misalnya dalam mereview panduan dan regulasi untuk evaluasi.

Intinya anak itu mempunyai keterampilan belajar, guru dan orang tua juga perlu belajar.

📚Dalam P5 yang penting itu tujuan tercapai. Termasuk Pramuka, asalkan kegiatan yang dipilih sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

📚Kelulusan 100 persen 

Sekolah tidak harus meluluskan atau menaikkan semua murid. Tapi tidak naik kelas atau tidak lulus menjadi putusan terakhir. Nilai anak kurang jika tidak naik kelas akan merasa malu, merasa tertinggal, dan down akibatnya bisa merusak proses belajar anak tersebut.

Tapi jika tidak naik kelas dianggap sebagai kepuasan terbaik dan dapat mendorong anak belajar lebih lanjut maka dibolehkan.

📚Tentang aplikasi untuk guru 

Tidak usah terbebani. Tugas kepala sekolah menggunakan aplikasi itu supaya lebih mudah dan sebelum diberikan juga ada proses belajar mengenai aplikasi tersebut.  

📚 Kurmer ganti kah karena istilah ganti Mentri ganti kurikulum 

Kurikulum 2013 itu bukan hanya satu Mentri tapi empat Mentri. Kurikulum Merdeka sudah menjadi kurikulum nasional. Tidak berubah tapi untuk perubahan mungkin ada. Kebermanfaatan sudah dirasakan oleh banyak pihak 

📚 Anak usia dini belum perlu untuk tes bakat minat, lebih penting untuk baca buku yang banyak supaya anak punya banyak pilihan, punya pengalaman menyenangkan dan diberi motivasi baik dari dalam dan luar. 

Jaman sekarang adalah jaman yang sangat menantang sebagai orangtua. Anak mudah terpapar nilai yang sangat beda dengan segala macam perubahan dan distraksi atau godaan yang banyak. Pendidikan tidak hanya bisa disekolah, di rumah juga ada yang sama. Misalnya di sekolah dilarang bergawai saat jam pelajaran maka di rumah pun diberlakukan peraturan yang sama.

Peran orang tua yaitu :

1. Sebagai pihak yang memberikan peneguhan anak, bisa menerima kelebihan dan kekurangannya, memberikan cinta yang menjadi modal dan harga diri yang kuat bagi anak untuk tidak mencari validasi dari luar 

2. Perlu cara menjadi orang tua yang baik yaitu bagaimana menerapkan belajar, gaya pengasuhan yang tidak otoriter dan diktator tapi juga punya nilai aturan yang ditegakkan dengan cara anak menjadi lebih paham dan mampu meregulasi diri. Hadirlah, dengarkanlah dan pahami anak, karena mereka butuh kita sebagai orang tua yang hadir dengan hati untuk anak - anak.

❤️ Ibu Ainun Niswati, (Tenaga Ahli Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Komunikasi dan Media)

Ibu Ainun mengatakan bahwa setiap ada perubahan itu tidak menyenangkan pasti ada penolakan karena dengan perubahan itu mengganggu kenyamanan kita.  Misalnya Guru biasa mengajar berpuluh tahun seperti ini terus ganti, biasa membuat laporan administrasi terus ganti menggunakan aplikasi, kita biasa cari ukur anak kita pinter atau tidak ya dengan melihat nilai raportnya, rankingnya.

Orang tua yang tahu anaknya jago apa, belajarnya bagaimana. Karena dengan hal itu adalah cara paling gampang untuk mengukur kesuksesan menjadi orangtua dengan anaknya masuk 10 besar.  Padahal anak yang jago menari itu juga pintar. Kita berpuluh tahun terjebak dalam siklus dimana orang tua sekolahkan anaknya supaya keterima di sekolah favorit jenjang berikutnya.

Jadi anak belajar dengan tujuan untuk keterima di jenjang pendidikan favorit. 

Tidak ada manusia yang malas, yang ada karena anak itu tidak menemukan trigernya atau pendorongnya. 

Kalau anak tidak mau belajar bisa jadi karena dorongan yang diberikan tidak pas atau mengalami hal - hal yang tidak pas. 

Mengejar nilai akademis atau raport itu bukan pembelajaran yang menyenangkan karena anak merasa dia diukur hanya dari nilai raport. Bagaimana cara anak jatuh lalu semangat untuk bangun tidak diperhitungkan karena hanya mengukur dari prestasi sang anak.

Pentingnya anak mempunyai kemampuan belajar. Berubah itu tidak hanya kurikulum saja tapi juga apa itu pendidikan dan bagaimana cara anak jadi pemelajar sepanjang hayat. Jaman sudah berubah. Manusia yang berkarakter itu sangat penting. Anak tidak mudah menyerah.

Filosofi dasar yang menghargai proses dan tidak hanya hasil saja. Setiap tahapan ada tantangan, dan ingin jadi manusia sukses haruslah menjadi pemelajar sepanjang hayat, merdeka, tidak menyerah, mandiri, karena kita tidak bisa selamanya mendampingi anak. 

Anak senang belajar, sekolah aman, menyenangkan. 

📚 Anak akan diwadahi sesuai fokus bakat anak dimana jadi yang dikurang pembelajaran wajibnya atau dibuat lebih ringkas jadi anak bisa les sesuai bakat tidak perlu les akademis. Untuk mata pelajaran pilihan bisa sebanyaknya asal mampu dan anak tahu bebannya karena bisa diukur. 

Saat anak kelas 1 SMP ajaklah anak bicara, mau pilih apa jurusannya, intensif yang dipelajari apa. 

📚 Anak usia dini distimulasi sesuai dengan STPPA yaitu 6 aspek perkembangan. Sebenarnya calistung itu tidak hanya tingkat dasar tapi dari SD sampai universitas. 

Di Indonesia buta huruf 0 tapi literasi ( baca ) rendah karena diajari baca huruf jadi tidak bisa memahami bacaan, tidak paham pertanyaan. 

Transisi paud ke SD tidak melarang belajar calistung yang pokok adalah enam kecakapan dasar itu terasah. Termasuk kemampuan emosional dari dasar. Calistung ini harus diajarkan sampai anak sudah besar. 

Persaingan dimanapun ada, ingatkan orangtua bahwa calistung boleh tapi enam kecakapan dasar itu lebih penting, mampu menyuarakan suaranya, dan menghargai diri sendiri. 

Orang tua sebagai role model anaknya. 

Teladan orang tua 40%

Doa orang tua 40%

Nasehat 20% 

Semoga bermanfaat dan menjadikan lebih paham lagi mengenai Kurikulum Merdeka dan apa peran orang tua serta bagaimana program Merdeka Belajar (AH)



Dulu saat pelajaran Bahasa Indonesia ada materi yang paling tidak kusukai yaitu mengarang. Karena merangkai kata untuk menjadi sebuah karya yang bisa dibaca oleh guru itu sangat susah bagiku. 

Kecintaanku pada membaca dimulai saat mengenal majalah Bobo, Nina, dan Lima Sekawan. Hal itu belum memancingku untuk mau mendalami dunia tarian pena. 


Sewaktu menunggu masa transisi dari SMK ke kuliah, aku mulai mengenal majalah cerpen Ceria, majalah Anita dan Aneka. Saat membaca majalah Ceria sering aku berangan yang menjadi tokoh tersebut kemudian aku mulai mencoret buku dengan kisah yang kurangkai seperti cerpen di majalah Ceria.


Keasyikan menarikan pena dengan kisah percintaan anak remaja membuatku ketagihan untuk menulis di buku ataupun kertas saat ide tiba-tiba melintas tanpa permisi. Ketika sudah memasuki bangku perkuliahan, lanjut bekerja membuatku tidak meneruskan tarian penaku. 


Suatu hari setelah jeda yang sangat lama, kutertarik mengikuti sebuah kulwap atau webinar mengenai menulis dimana narasumbernya mengatakan menulis itu ya menulis saja. Menulislah dengan hati karena apa yang disampaikan oleh hati akan sampai pula ke hati. 

Kemudian mendapat hadiah sebuah buku yang berjudul: "Mahir Menulis Apapun" membuatku mulai tertarik ke dunia kepenulisan kembali terlebih rasa penasaranku karena banyak teman mengatakan saat komunikasi di dunia Maya obrolan yang kuketik susah untuk dipahami karena terlalu berbelit 😆


Buku Antologi 

Suatu keberanian saat aku mulai menulis dengan mengikuti kompetisi menulis buku antologi di Nulis Yuk dengan judul "Foto Terindah". Awalnya ragu tapi mengingat tulisan dapat menyembuhkan luka tak berdarah dan menuangkan rasa yang tak terungkap akhirnya kutuliskan naskah mengenai anak pertamaku yang baru lahir kemudian meninggal dunia.

Ada perasaan plong dan nyaman ketika semua rasa kutuangkan dalam ramuan kata menjadi sebuah naskah yang alhamdulillah lolos seleksi dan berhak dimasukkan dalam buku antologi "Foto Terindah" dengan jumlah penjualan lebih dari 100 eksemplar dimana aku berhasil menjual sebanyak 8-10 buah buku. Prestasi yang sungguh membuatku terpana dan bersyukur. 



Kemudian 11 buku antologi lainnya lahir dengan begitu cepatnya tanpa kusadari sudah mengikuti beberapa kali kelas menulis, sarapan kata KMO dan menjadi anggota Kelas Literasi Ibu Profesional dimana setiap hari mengirimkan tulisan sebanyak 300 kata atau lebih. Hal itulah yang membuatku banyak latihan menulis.


Blog

Dunia blogger kutahu pertama sebenarnya dari awal munculnya blog. Akan tetapi pada waktu itu masih berkutat dengan pekerjaan sehingga tidak membuatku tertarik untuk mengenal lebih jauh dunia blog ini. Hingga akhirnya pada tahun 2021 saat mengikuti rangkaian materi untuk menulis buku antologi "Kelana Maaf", kuberkenalan dengan blog dan mulai menulis di blog.


Pada saat Trained of training Ibu Penggerak tanggal 5-7 November 2021 kuberkenalan dengan mba Chichi dari Kumpulan Emak Blogger. Darinya kubelajar mengenai dunia blog meskipun aku belum nyemplung 100 %. 


Memang sudah banyak tulisan yang kubuat di blog akan tetapi belum banyak orang yang mampir untuk membaca. Hal ini menjadi pertanyaan besar buatku hingga akhirnya aku ikut Zoominar Jumat Pintar yang merupakan program rutin dari sidinacorp.com  yaitu mengenai blogger oleh Mba Tanti Amelia yang kemudian membuatku konsultasi secara pribadi dengan beliau yang merekomendasikan untuk konsultasi juga dengan mba Alaika Abdullah. 


Pelatihan Peningkatan Kapasitas Menulis 

Pada tanggal 13 Juni 2024 di WhatsApp grup sidinacorp.com ada pengumuman mengenai dibukanya seleksi calon peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penulisan untuk Komunitas yang diselenggarakan oleh Biro Kerja Sana dan Hubungan Masyarakat (BKHM) kemdikbud.go.id dalam rangka mewujudkan semangat keberlanjutan Merdeka Belajar. 


Kuberanikan diri untuk mengikuti seleksi dengan mengisi form pendaftaran dengan data diri dan karya tulisan di blog yaitu : https://www.agunghandayani.com/2024/06/gebyar-karya-p5-sdn-srengseng-sawah-07.html .


Hari pengumuman pun datang juga yaitu tanggal 27 Juni 2024. Ada 40 peserta yang lolos ikut pelatihan dimana ada 119 yang mendaftar ikut seleksi. Alhamdulillah namaku tertera di lembar pengumuman resmi dari BKHM kemdikbud.go.id . Kabar bahagia ini tak lupa kuberitahukan kepada suami dan anakku. 


  • Pelatihan Hari Pertama

Rabu, 3 Juli 2024 dengan menaiki kereta KRL menuju stasiun Cawang dimana sudah menunggu seorang ibu yang memiliki empat jagoan yaitu mba Mila Fitriana yang menemaniku menuju hotel Santika Premiere di Slipi Jakarta Pusat. Alhamdulillah sudah banyak teman yang hadir dan kami pun bersantap siang di restoran hotel. 



Pukul 14:00 acara pelatihan pun dimulai yang dibuka oleh ketua Panitia yaitu Bapak Anandes Langguana yang melaporkan mengenai tujuan diadakan pelatihan penulisan dan jumlah anggota komunitas mitra kemendikbudristek yang sudah lolos seleksi dan hadir di acara ini. 



Sambutan pertama oleh Bapak Anang Ristanto, Plh Kepala BKHM kemendikbudristek yang mengungkapkan rasa terimakasih kepada panitia, narasumber dan para peserta pelatihan yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia, sekaligus membuka acara pelatihan. Beliau mengharapkan kepada semua peserta pelatihan untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, mengembangkan keterampilan menulis yang lebih baik dan mampu menghasilkan karya yang berkualitas. 

Harapan lainnya adalah dapat meningkat juga kualitas pendidikan melalui pengembangan keterampilan menulis, menulis yang efektif dalam upaya mendukung program pendidikan yaitu merdeka belajar yang berkelanjutan melalui konten maupun tulisan yang kreatif dan menarik.


Bapak Anang juga menyampaikan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah : untuk meningkatkan kemampuan menulis karena menulis adalah keterampilan dasar yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan kemampuan menulis yang baik tidak hanya membantu dalam menyampaikan informasi dan juga pengetahuan tetapi juga dalam mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif. 

Dalam konteks pendidikan, menulis mempunyai peran yang strategis yaitu dapat menginspirasi dan mengedukasi, memberikan dampak yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan juga pembelajaran. 


Sambutan yang kedua mengenai Pembekalan komunitas mitra kemendikbudristek oleh Ibu Ainun Niswati, tenaga ahli staf khusus mendikbudristek bidang komunikasi dan media. Beliau menyampaikan hal mengenai pentingnya komunitas dalam mendukung dan mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam hal ini program Merdeka Belajar yang lahir karena mengingat filosofi dari Ki Hajar Dewantara yaitu belajar bisa dimana saja dan siapa saja bisa menjadi guru. Artinya anak - anak belajar tidak harus di sekolah yang bersifat pasif mendengarkan uraian dan penjelasan guru dengan duduk manis. Belajar bisa di luar sekolah bahkan di taman dan di rumah pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk menambah ilmu. Guru tidak harus yang mengajar di kelas dan sekolah tapi ketika kita berjumpa dengan orang yang ahli ataupun mempunyai kualifikasi di bidang tertentu dan kita mendapat ilmu darinya. 


Komunitas Merdeka Belajar ini diharapkan untuk lebih mensosialisasikan kepada masyarakat secara langsung tapi juga bisa melalui tulisan dan konten yang menarik dan kreatif serta mengedukasi dan informatif. Selain itu juga ada feedback dari komunitas yang dapat menjadi bahan masukan mengenai bagaimana kebijakan merdeka belajar ini di lapangan. Menutup sambutannya Ibu Ainun juga mengatakan mengenai ajaran dari Ali bin Abi Thalib yaitu : didiklah anakmu sesuai dengan jamannya.



Narasumber pertama di hari perdana pelatihan ini yaitu Ibu Budiana Indrastuti, Kepala UKK UI Publishing, yang mengambil tema : Teknik Menulis Karangan Khas ( Feature). 

Materi beliau daging banget yaitu membahas mengenai alasan menulis, berapa orang Indonesia yang membaca sebuah tulisan yang ternyata dari data UNESCO disebutkan bahwa dari 1000 orang hanya 1 saja yang membaca artinya kita harus bersaing memperebutkan satu orang pembaca ini. Wow 😱 


Lima cara jitu membuat Hook ( tidak panjang, relevan dengan pembaca, menarik, tidak dibuat-buat, konsisten dengan tujuan tulisan), 5W 1 H dan Copy the Master. 


  • Pelatihan Hari Kedua

Pagi hari setelah sarapan, pelatihan pun dimulai dengan narasumber bapak Dwi Santoso dari Kumparan. Beliau menyampaikan mengenai : Belajar Cepat Story telling. 

Saat ini jamannya media sosial. Jika dulu hanya ada media cetak dengan jurnalis sebagai penulis berita tapi di media sosial siapapun bisa menjadi penulis cerita karena di media sosial ini orang pengen cerita apa yang dia alami, apa yang akan dia lakukan, apa yang dia lihat. Kalau penulisan berita ada aturannya sedangan menulis di media sosial tidak ada aturannya asalkan tidak melanggar UU ITE.

Kita bahkan lebih cepat memahami buku cerita ataupun apa yang kita baca di media sosial dibandingkan tulisan di media cetak atau buku pelajaran sekalipun.

Media sosial ini dapat dimanfaatkan dengan baik asalkan dikemas dengan menarik.


Nah sebelum menulis supaya media sosial atau bahkan buku cerita kita itu menarik, perlu juga kita pelajari terlebih dahulu apa itu kerangka umum cerita dimana ada 3 yaitu :

📚 Introduksi misalnya pengenalan karakter

📚 Konflik mengenai masalah yang terjadi

📚 Konklusi solusi atau terjawabnya pertanyaan akhir dari masalah. Yang menarik adalah jika bagian akhir ini tidak diduga jawabannya atau diluar pemikiran, yang biasa kita sebut Twist.


Selain itu tulisan kita perlu menjaga pembaca untuk tetap ikut alur yang kita tulis karena merasa terikat dengan tulisan kita dan bagaimana membangun klimaks, pandai mengarahkan pesan ke hati atau rasa baru ke kepala atau logika.


Itulah materi daging dari Pak Dwi yang membuatku jadi mengerti kalau tulisan itu bisa dibuat story telling.


Materi kedua yaitu SEO disampaikan oleh Mas Radius Aryanto, CEO PT Ruang Henti Digital. Saat menjelaskan materi para peserta termasuk aku sekalian praktek membuat web. Jadi paham benar dari awal sampai menjadi sebuah blog yaitu https://akucarakamb.my.id

Wah Masya Allah banget dan bersyukur banget bisa ikut pelatihan ini terlebih saat rencana tindak lanjut oleh Bu Susi Sukaesih selaku founder Sidina Commuity menyuntikkan semangat kepada kami untuk menorehkan tulisan yang akan menjadi kenangan dan cerita buat anak cucu kita.



Semoga bermanfaat (AH)

















































Siang hari di saat matahari bersinar dengan garangnya, kulangkahkan kaki menuju taman sekolah dimana sudah banyak ibu ibu teman sekolah anakku berkumpul, menunggu saat anak anak pulang sekolah.

Sambil menikmati rujak tanpa sambal sungguh terasa asamnya mangga yang masih terlihat berwarna kuning muda diselingi gelak tawa dan obrolan ringan hingga keluhan.

“Sebel aku! Anakku sekarang pada ngeluh pelajaran susah.” Keluh seorang ibu berbaju kuning yang biasa dipanggil Enyak.

“Sama ih. Mana buku paketnya tebal dan anak harus memahami. Udah aku ngurusin adiknya dua orang, pekerjaan rumah banyak eh ditambah lagi ditanya pelajaran yang aku aja susah memahami. Kelas 1 saja sesusah ini. Mending kukasih hp tak suruh tanya di google.’ cerita Bu Karim yang sedang menggendong anaknya yang masih bayi.

“Iya nih kurikulum merdeka katanya enak, anak naik kelas meski tidak bisa juga, untuk apa susah-susah belajar kalau dijamin naik kelas. Enak dulu ya anak-anak pinter beneran, mau belajar karena banyak pr, bukunya juga tidak susah, tidak ada praktek-praktek yang nambah biaya yang P5 itu lho” Timpal Bu Hata yang bibirnya manyun hingga bisa dikucir.

“Kita nyuruh anak baca buku nah pada tidak mau masa kita paksa untuk membaca. Dah susah memang apalagi harus memahami soal-soal. Wis pusing aku!” Keluh Bu Dasa.

“Ibu ibu wah seru banget ngobrolnya, yuk makan dulu rujaknya yang mengundang untuk dihabiskan nih,” ujarku sambil meraih sepotong mangga yang sudah jelas keasamannya. 

“Bu kita ini hidup di jaman serba teknologi dan digital, jaman sudah berubah nah begitupun pendidikan untuk anak. Kalau masih seperti dulu wah anak kita akan tergilas jaman dan tidak kuat bersaing dalam persaingan global. Anak kita di masa depan tak lagi bersaing dengan teman sekelas, sekelurahan atau nasional tapi sudah sedunia.” 

“Program merdeka belajar ini mengacu pada filosofi dari Ki Hajar Dewantara yang pembelajaran berpusat ke anak. Anak itu bebas belajar tak hanya di dalam kelas dan pasif saja tapi bisa juga di taman, di manapun bisa menjadi tempat belajarnya. Bahkan di rumah pun bisa menjadi tempat belajar anak secara tidak langsung. Belajar yang merdeka itu bukan berarti bebas untuk tidak belajar dan merdekanya anak dalam belajar itu dengan bermain dimana anak itu saat bermain tidak pernah main - main.” kuhela nafas sambil melihat ibu ibu karena takut ada yang tidak suka dengan uraianku. 

Ketika kulihat pada antusias mendengarkan jadi kulanjutkan.

“Ibu memberi kemerdekaan anak dengan memberinya gadget tanpa batasan. Anak anak merdeka nih Bu dalam bergawai. Tapi apakah anak - anak menjadi lebih paham dengan apa yang dia baca di gawai? Bandingkan jika ibu ajak anak membaca , ajak anak cerita dari buku yang dibaca, ajak anak eksplor kebisaannya. Ajak anak untuk mengenal apa itu sapu apa itu tempat cuci piring dan apa itu garam. Dari hal kecil itu sudah menjadi pembelajaran yang berharga bagi anak dalam menghadapi pelajaran di sekolahnya lho”. 

"Anak - anak semua naik kelas itu kebijakan sekolah yang pasti juga hasil rapat seluruh guru. Nilai anak tidak hanya dalam hal angka berbalut prestasi akademik tapi juga karakter anak, keaktifan anak di sekolah apakah ikut ektra kurikuler atau aktif berkegiatan di sekolah.  Jika anak suka bolos, di sekolah suka melakukan perundungan kepada temannya ataupun berani kepada guru, kemungkinan anak itu tidak naik kelas kalaupun naik kelas bisa jadi anak tersebut dalam masa percobaan misalnya 3 bulan." 

"Kadang kita yang menjadi orang tua anak kelas 1 ketakutan anaknya belum bisa baca, tulis, hitung tapi di rumah tidak kita bersamai, tidak didampingi, sama sekali tidak di stimulasi motorik dan kognitif nya karena menganggap sudah sekolah maka lepas hak kita mengajari anak. Itulah kesalahan yang sering terjadi ibu-ibu. Kita dampingi anak belajar, tidak banyak kok waktunya misalnya 15-20 menit cukup untuk menstimulasi motorik tangan untuk menulis atau membaca dengan nyaring sambil diskusi dengan anak mengenai buku yang sudah dibaca, bahkan saat kita ajak anak untuk memasak itu sudah belajar matematika."

"Peran kita sebagai orang tua dalam Kurikulum Merdeka ini memang lebih besar Bu, tapi bukankah memang itu sudah menjadi tugas kita sebagai seorang ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anak - anaknya." 

Ibu - ibu mulai manggut - manggut.

“Jadi maksudnya merdeka belajar itu bukan anak bebas tidak belajar tho. Misalnya tidak belajar  tetap naik kelas tapi ya tetap anakku bisa jadi tidak paham selamanya ya. Bahkan tidak bisa melalui jalur prestasi saat PPDB. Wah aku mau dampingi anakku belajar ah mulai sekarang. Aku pengen anakku naik kelas tak sekedar naik tapi memang karena dia pantas dan berhak naik kelas.” Kata Bu Karim yang menggendong bayinya disambut anggukan ibu ibu lainnya. 

"Betul Bu."  Jawabku sambil tersenyum.

Kurikulum Merdeka

Banyak sebenarnya orang tua maupun masyarakat yang belum tau mengenai kurikulum merdeka ini karena pemahaman mereka berdasarkan "katanya" dan viralnya berita di media sosial. Keengganan untuk mencari informasi yang benar dari sumbernya menunjukkan literasi yang memang masih harus ditingkatkan lagi


Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah akan tujuan kurikulum merdeka itu yaitu : mewujudkan pembelajaran siswa yang holistik dan kontekstual. Sehingga pembelajaran semakin bermanfaat dan bermakna bagi siswa, bukan hanya sekedar hafal materi saja. 

Jadi ingat bagaimana dulu saat sekolah menghafalkan nama menteri, GBHN, wilayah di Indonesia maupun dunia. Bahkan hafal sampai titik dan komanya 😁. Memang melekat sampai sekarang tapi pada kenyataannya tidak ditanyakan ketika melamar pekerjaan ataupun saat bekerja di ranah publik. Berbeda dengan anakku yang saat ini sekolahnya menerapkan kurikulum merdeka dimana tidak ada menghafal tapi memahami apa yang dia baca, apa yang dia tulis dan lebih kritis dalam penalaran serta berpikirnya.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) 

Dalam kurikulum merdeka ini salah satu karakteristiknya adalah pembelajaran berbasis projek melalui P5. Di kalangan orang tua terdengar desas desus bahwa dengan adanya P5 ini orang tua lebih ribet dan membutuhkan biaya lebih. Nah benarkah demikian? 

P5 atau projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan upaya untuk mendorong tercapainya profil pelajar Pancasila dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek. Dengan menjalankan P5, pendidik diharapkan dapat menemani proses pembelajaran peserta didik untuk dapat menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur sebagaimana yang dijabarkan dalam profil pelajar Pancasila. 

Adapun dalam pelaksanaannya P5 ini ada beberapa tema yang bisa dipilih oleh sekolah yaitu :


Berdasarkan tema yang disebutkan dalam gambar tersebut maka untuk anak SD misalnya bisa memilih tema kearifan lokal yaitu mengenalkan kebudayaan daerah dimana sekolah tersebut berada, misalnya cara membuat makanan khas daerah jadi anak pun belajar mengenal peralatan dapur dan cara membaca resep serta mengolah makanan. 

Selain itu tema gaya hidup berkelanjutan bisa dilakukan sesuai jenjang pendidikan misalnya untuk anak SD kelas 1 yaitu bagaimana cara menanam dan merawat tanaman sebagai upaya untuk reboisasi dan mencegah banjir serta penghijauan. 

Jadi tidak harus dengan biaya mahal untuk projek P5 ini. Tapi bagaimana dengan P5 ini anak mempunyai 6 karakter yang harus dimiliki siswa sesuai dengan 6 dimensi profil pelajar Pancasila:

Jadi itulah pentingnya kita itu sebagai seorang ibu atau orang tua untuk terus belajar dan mengenal apa itu program merdeka belajar , kurikulum merdeka dan projek P5 itu sebenarnya karena tak kenal maka tak akan paham. 

Sebagai ibu kita adalah madrasah pertama bagi anak kita, jadi kita pun harus terus belajar dan tidak ketinggalan informasi serta mencari informasi langsung dari sumbernya supaya tidak termakan hoax yang akan merugikan diri dan anak kita.

Jadilah orangtua yang mendampingi anak belajar dengan hati, mendengarkan anak dengan hati dan pemelajar sejati.

Semangat ya ibu - ibu.. semoga bermanfaat (AH)

Referensi: 

Materi PIP batch 15 Sidinacorp.com - Kurikulum Merdeka, Anbk, Literasi Numerasi

https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/4941568885913-Tentang-Kurikulum-Merdeka 

https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/8747598052121-Mengenal-Projek-Penguatan-Profil-Pelajar-Pancasila 

https://itjen.kemdikbud.go.id/web/profil-pelajar-pancasila-menggali-makna-manfaat-dan-implementasinya/










 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Author

Author
Pembelajar yang suka tantangan, tapi agak takut mengambil resiko. Suka bertualang, terutama dengan anak lelaki kesayangan, dan menuliskannya ke dalam tulisan. Read more about me at "About Me" on the menu.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku
  • Merdeka yang Tidak Bebas
  • Aman dan Nyaman dengan Bluebird
  • Mobil Balon
  • Perjalanan Syukurku di 2021
  • Tips Mudik Ceria Bersama si Kecil
  • Menemukan Tongkat Musa Berkat Merdeka Belajar
Diberdayakan oleh Blogger

Laporkan Penyalahgunaan

  • Oktober 20241
  • Agustus 20241
  • Juli 20243
  • Juni 20242
  • November 20231
  • Oktober 20231
  • September 20231
  • Agustus 20232
  • Mei 202315
  • Maret 20231
  • Oktober 20221
  • September 20221
  • Agustus 20229
  • Juli 20222
  • Juni 20229
  • Mei 20229
  • April 20228
  • Maret 202213
  • Februari 202211
  • Januari 202219
  • Desember 20211
  • November 20218
  • Oktober 202113
  • September 202115
  • Agustus 202110
  • Juli 202113
  • Mei 202114
  • April 202127
  • Maret 202112

Trending Articles

  • Kuseri tanpa Judul
  • Gebyar Karya P5 SDN Srengseng Sawah 07 Srengseng Sawah Jagakarsa
  • Lebih Dekat dengan Kurikulum Merdeka
  • Menarilah Penaku

Copyright © Foodicious Theme. Designed by OddThemes