Swakriya kaos batik



Minggu, 3 Oktober 2021 jadwal zoom padat seperti Sabtu kemarin yang ada 3  sampai 4 zoom. Sedangkan hari ini ada dua dengan waktu yang berdekatan dan berhubungan dengan playdate Agha.

Zoominar pertama yaitu Playdate swakriya kaos batik bersama dengan rumah mainstream. Bahan-bahan sudah disiapkan yaitu :

1. Kaos putih atau warna soft

2. Delapan sampai 10 karet gelang 

3. Air 

4. Pewarna makanan yaitu empat warna berbeda atau bisa nanti dicampur warna 

5. Sendok 4 buah

6. Sarung tangan plastik 

7. Alas atau baki 

8. Wadah kecil 

Sebelum memulai kegiatan ternyata dijelaskan dan diceritakan dulu mengenai batik dimana tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai hari Batik. Meskipun masih pada anak-anak tapi Masya Allah pengetahuan peserta playdate patut diacungi jempol. 

Saat ditanya mengenai apa itu batik, motif batik yang dipakai saat playdate, kota penghasil batik di Indonesia, nama pulau di Indonesia semua peserta menjawab dengan antusias baik dengan open Mice ataupun dengan mengetik di kolom chat.

Agha juga sangat antusias dengan bertanya mengenai pertanyaan yang diajukan. 

Kak Yuni dan Kak Anggi menjelaskan pula mengenai proses membatik yang digunakan untuk menghasilkan kain batik yang sangat cantik yaitu ada proses tulis, cap, canting, printing, jumputan.

Printing sebenarnya bukan batik karena proses pembuatannya dengan mesin. 

Motif batik sendiri ada bermacam-macam bahkan setiap daerah penghasil batik mempunyai ciri khas motif dan warna serta nama.

Setelah penjelasan mengenai batik kemudian praktek membuat swakriya atau dye tile pun dimulai. Seperti biasa akan dilakukan ABC terlebih dahulu.

A yaitu amati. Anak-anak diajak mengamati bahan yang ada dan ditanya menggunakan Indra apa untuk mengamati. 

Yap mata. Ada dua bahan yang perlu diamati oleh panca indera yaitu pewarna makanan dan karet. Anak-anak diajak untuk melihat apa perbedaan kedua benda tersebut.

Panca indera kedua yaitu mencium. Bagaimama bau karet dan bau pewarna makanan. Jawaban beragam dan lucu ala anak-anak pun menambah keseruan playdate.

Panca indera ke tiga yaitu perasa. Kulit yang digunakan untuk merasakan adalah pipi. Bagaimana saat pewarna makanan dan karet digosokkan ke pipi.

Agha mengikuti setiap instruksi dan berusaha menjawab juga apa yang dirasakan. Selain itu juga umi bantu untuk bertanya dan menjawab juga.

Langkah pembuatan.

Akhirnya saat yang ditunggu anak-anak pun tiba. Kak Anggi membentangkan kaos sebagai tanda akan dimulai cara pembuatan. Senua anak langsung antusias 

1. Kaos dibentangkan di meja atau si lantai kemudian dijumput ditengah lalu diputar sampai berbentuk lingkaran dan mengecil. Seperti bunga kalau anak-anak menyebutnya.

2. Ikat kaos menjadi 8 bagian. Ikat dengan karet. Jadi seperti pizza. Lalu sisihkan.

3. Masukkan air ke dalam wadah kecil lalu kasih pewarna makanan. Air bisa 8 sendok atau kurang tergantung dari sudut yang akan diteteskan ke masing-masing sudut. 

Saat ini bisa ditanyakan ke anak apa yang terjadi dengan air bening setelah ditetesi pewarna.

4. Aduk 

5. Teteskan dengan sendok atau pipet masing2 warna kekaos dengan mengamati airnya merembes ke kaos. Saat ini bisa menanyakan ke anak apa yang terjadi? Kemana airnya hilang? Perubahan apa yang terjadi?

6. Setelah selesai minta anak meletakkan ke nampan lalu dijemur di bawah sinar matahari selama 15 menit.

Sesudah 15 menit maka anak-anak diminta buka ikatan karet dan bentangkan .. wow senua kelihatan terkagum-kagum.



Masya Allah jadinya keren sekali. Anak-anak sangat suka dan tidak sabar untuk memakainya.

Setelah selsai lalu foto bersama. 

Alhamdulillah selesai sudah rangkaian acara swakriya kaos batik bersama dengan rumah mainstream. Ilmu dapat kesenengan pun dapat. 

O iya saat pemberian warna terserah pada kreasi anak-anak. (AH)












0 komentar